Selasa 14 Mar 2017 14:04 WIB

Negosiasi Iran-Saudi Soal Haji Masuki Tahap Akhir

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Agus Yulianto
Gua Hira di Jabal Nur, Makkah, dipadati ratusan jamaah haji yang berziarah ke lokasi pertama kalinya wahyu turun kepada Nabi Muhammad.
Foto: Republika/ Amin Madani
Gua Hira di Jabal Nur, Makkah, dipadati ratusan jamaah haji yang berziarah ke lokasi pertama kalinya wahyu turun kepada Nabi Muhammad.

IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Wakil pimpinan tertinggi dalam urusan haji dan umrah Iran, Hojjatoleslam Ali Ghazi Asgar, mengatakan, bahwa pembicaraan antara Iran dan Arab Saudi terkait persoalan haji sudah memasuki tahap akhir. Dia menyebut, pembicaraan antara Teheran dan Riyadh berada di jalur yang tepat dan sesuai harapan kedua belah pihak.

Seperti dilansir dari AhlulBayt News Agency, Senin (13/3) waktu setempat, dia berharap, perjanjian antara kedua negara akan membuka jalan bagi jamaah haji Iran untuk menunaikan rukun Islam kelimanya dengan tenang dan terhormat. Hubungan antara kedua negara mencapai titik rendah pada 2016 ketika Saudi melarang Iran mengambil bagian dalam ibadah haji, salah satu dari lima rukun Islam. Padahal, ratusan ribu warga Iran biasanya mengambil bagian dalam ibadah haji setiap tahunnya.

Sekitar 2 juta orang menunaikan ibadah haji setiap tahunnya. Beberapa peristiwa mengenaskan pernah terjadi saat ibadah haji. Misalnya, pada 15 September 2015. Badai menyebabkan derek raksasa runtuh ke dalam area Masjidil Haram di Makkah. Kejadian tersebut menewaskan lebih dari 100 orang.

Dalam proses negosiasi dengan Saudi, pejabat Iran menuntut langkah-langkah untuk memfasilitasi perjalaman jamaah Iran dan menangani masalah visa mereka. Iran memutuskan menghentikan pengiriman jamaah haji karena alasan keamanan setelah dua insiden mematikan merenggut nyawa lebih dari 470 jamaah Iran selama musim haji 2015.

Saudi menyebutkan, korban tewas dalam tragedi Mina pada 2015 sebanyak 770 orang. Namun, Iran mengatakan, jumlah korban tewas ada 4.700 orang termasuk 465 warga negaranya. Di tahun yang sama, alat derek raksasa (crane) jatuh ke dalam kompleks Masjidil Haram. Kejadian itu menewaskan lebih dari 100 jamaah termasuk 11 warga Iran dan melukai lebih dari 200 jamaah.

Hubungan memburuk ketika Saudi mengeksekusi seorang ulama syiah Sheikh Nimr al-Nimr pada Januari 2016. Pengunjuk rasa Iran marah dan menyerbu Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dan Riyadh. Alhasil, Iran pun memutuskan melewatkan ibadah haji tahun lalu setelah Riyadh dinilai gagal menawarkan jaminan keamanan.

Media Saudi melaporkan, setelah pergantian tahun 2017, Menteri Urusan Haji Saudi Mohammed Bentin membuka diskusi dengan lebih dari 80 negara, termasuk Iran, untuk membahas soal proses penyelenggaraan haji tahun ini.  Arab News Daily melaporkan Riyadh akan menyambut jamaah haji dan umrah terlepas dari apapun kebangsaan dan 'paham' mereka, termasuk Iran.

Hal ini lantas membuka jalan negosiasi antara Saudi dan Iran. Iran pun mengirim delegasi ke Saudi untuk membicarakan masalah tersebut pada Februari. Namun hingga kini hasil pembicaraan itu belum dirilis ke publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement