IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Semakin kompleksnya persengketaan antara Qatar dan sejumlah negara Teluk membuat pelaksanaan haji untuk penduduk Qatar jadi sorotan. Sebulan lalu, saat boikot Qatar baru dimulai, Arab Saudi menyatakan program haji Qatar tidak akan terpengaruh.
Saudi Press Agency mengutip pernyataan pemerintah Saudi pada 5 Juni 2017, bahwa Arab Saudi akan tetap melayani penuh calon jamaah haji Qatar. Saat itu, hubungan diplomatik kedua negara sudah diputus.
Arab Saudi menjamin semua fasilitas bagi para jamaah Qatar akan berjalan seperti biasa dan tidak ada yang akan berubah. Meski sejumlah pertanyaan muncul terkait teknis pelaksanaan haji. Mulai dari visa hingga penerbangan.
Pasalnya, Arab Saudi memutus hubungan lalu lintas, baik udara, darat maupun laut. Begitu juga dengan Qatar. Selain Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir juga menerapkan keputusan yang sama.
Semua penduduk dari empat negara tersebut diminta pulang dari Qatar. Penduduk UEA bahkan kini dilarang melintas dengan alasan apa pun.
Dilansir Doha News, Qatar telah melakukan pendaftaran bagi calon jamaah haji sejak Februari. Penduuk yang akan melangsungkan haji tahun ini diminta memenuhi syarat untuk mengajukan visa online mulai 29 Februari.
Tahun lalu, ada sekitar 18.400 orang daftar untuk pelaksanaan haji. Tahun ini, Saudi meningkatkan kuota bagi setiap negara setelah kebijakan pengurangan jamaah haji diangkat.
Belum ada informasi lanjutan atau perkembangan terbaru terkait nasib jamaah haji Qatar ini. Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia tidak menjawab permintaan wawancara dari Republika.
Mengingat konflik Qatar dengan Saudi semakin memanas setelah Qatar menolak permintaan Saudi dan negara Arab lain, sejumlah rumor sempat beredar bahwa jamaah dari Qatar tidak diterima di Masjidil Haram. Namun, hal ini dibantah oleh Saudi. Pemerintah menegaskan bahwa siapa pun diterima di tanah suci.