IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Semua bandara di Arab Saudi akan diprivatisasi tahun ini. Kepala Otoritas Umum untuk Penerbangan Sipil (GACA) Abdul Hakim Al-Tamimi mengatakan, langkah tersebut diambil untuk memperbaiki tingkat layanan untuk penumpang.
Strategi privatisasi GACA bertujuan untuk mentransfer semua bandara Arab Saudi ke perusahaan-perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Saudi Civil Aviation Holding Co. Setelah itu, bandara akan dialihkan kepemilikan perusahaan induk tersebut ke Dana Investasi Publik (PIF).
"Dan untuk mengubah sektor yang ditargetkan menjadi pusat yang menguntungkan untuk menutupi biaya dan menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya," kata Al-Tamimi dikutip dari Arabnews, Kamis (10/8).
Al-Tamimi menambahkan, privatisasi akan dilakukan melalui tiga metode. Pertama, berkaitan dengan pengalihan bandar udara ke perusahaan, mirip dengan apa yang terjadi di Bandara Internasional Raja Khaled di Riyadh. Kemudian dewan direksi bandara dibentuk untuk memiliki kewenangan dalam pengelolaan perusahaan.
Metode kedua adalah operasi dan pemeliharaan, mirip dengan apa yang terjadi di Bandara Internasional King Abdul Aziz yang baru di Jeddah. GACA akan menanggung pembiayaan untuk mendirikan proyek tersebut dan akan berbagi pendapatan dengan investor.
Kemudian, metode ketiga adalah sistem BTO (build, operate and transfer), seperti yang dilakukan dengan Bandara Pangeran Mohammed bin Abdul Aziz di Madinah, dan dengan bandara Taif, Hail, Qassim dan Yanbu, yang menandatangani kontrak dengan investor. Karyawan akan dipindahkan ke tanggung jawab investor, yang menanggung biaya modal proyek dan membagi pendapatan dengan wewenang.
Kepala GACA mengatakan privatisasi akan selesai secara bertahap dan dalam bentuk kelompok. "GACA akan menjadi regulator dan pengendali sektor penerbangan pada tahap berikutnya, dalam hal menutup proses privatisasi," ujarnya.
Arab Saudi telah mempekerjakan Goldman Sachs untuk mengelola penjualan saham di Bandara Internasional Raja Khalid, privatisasi besar pertama bandara di Kerajaan Inggris. Laporan tersebut berdasarkan laporan yang disampaikan Reuters, yang juga menyatakan jika Saudi Civil Aviation Holding Co berencana untuk menjual saham di bandara tersebut, tanpa mengungkapkan kerangka waktu untuk penjualan.
Ukuran dan perkiraan nilai saham tidak diketahui secara langsung. Namun, bandara tersebut merupakan bandara terbesar kedua di Arab Saudi setelah Bandara Internasional Abdul Aziz, Jeddah.
Ketua Saudi Civil Aviation Holding Co. Faisal Al-Suqair, mengatakan, konversi bandara ke perusahaan merupakan langkah awal dalam privatisasi bandara. "Bandara ini, setelah dipindahkan ke perusahaan, akan diatur ulang untuk beroperasi secara komersial dan menjadi lebih efisien secara praktis dan finansial sebelum diprivatisasi," katanya.