Sabtu 12 Aug 2017 16:15 WIB

Jamaah Demensia Sempat Hebohkan Kantor Daker Madinah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petugas medis PPIH dari daerah kerja (daker) Madinah memeriksa kondisi kesehatan seorang jamaah calon haji yang dirawat di poliklinik Haji Indonesia di Madinah.
Foto: Antara
Seorang petugas medis PPIH dari daerah kerja (daker) Madinah memeriksa kondisi kesehatan seorang jamaah calon haji yang dirawat di poliklinik Haji Indonesia di Madinah.

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Seorang jamaah haji pria sempat membuat heboh Kantor Daerah Kerja Madinah, Sabtu (12/8). Pria berusia sekitar 70 tahun tersebut berasal dari Payakumbuh, Sumatra Barat.

Dia berteriak ingin pulang dan membuat keributan di hotel sehingga dibawa ke Kantor Daker.  Sebelum memasuki kantor, dia sempat dikunci di dalam mobil agar tidak kabur. Namun di kantor, perilakunya juga tak kunjung reda. Dia membuat kegaduhan dengan berlarian memasuki ruangan.

"Sejak pukul 03.00 tingkahnya seperti itu," ujar Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daker Madinah Ali Nurokhim, Sabtu (12/8).

Dokter dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) akhirnya dipanggil ke Daker. Sekitar pukul 06.45 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 10.45 WIB, Kepala Sub Seksi KKHI Ika Nurfarida Sholeh, dan timnya datang dengan ambulans.

Ika lantas memberikan suntikan penenang. Tidak lama kemudian si jamaah mulai tenang dan tidur. Pada pukul 07.00, jamaah tersebut dibawa ke KKHI untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Ika menjelaskan, setelah tenang, jamaah akan dimintai keterangan untuk mencari penyebab gejala dan potensi solusinya. Menurutnya, kasus ini bukan yang pertama.  "Gangguan perilaku kemungkinan karena demensia," kata Ika yang merupakan spesialis kejiwaan.

Demensia adalah kemunduran fungsi dan struktur otak karena usia. Ketika ada perubahan situasi lingkungan, jamaah demensia mengalami kebingungan. Jamaah bisa mengalami disorientasi jika menghadapi situasi yang berbeda dengan biasanya, seperti perbedaan waktu dan situasi sekeliling.

"Kita berusaha semaksimal mungkin menenangkan secara persuasif. Hanya berupa obat-obatan untuk menekan psikomotor dan menidurkan," ujar Ika.

Efek obat penenang itu pun tidak lama. Hanya sekitar lima menit. Demensia tidak bisa dihentikan, tapi hanya bisa dikendalikan gejalanya dengan pemberian obat-obatan dan dukungan dari lingkungan.  "Kita hanya kendalikan perilakunya tapi tidak proses penyakitnya," kata dia.

Sejak pemberangkatan jamaah pada Jumat (28/7) hingga hari ini, tim KKHI menangani 18 kasus serupa. Sebanyak 15 jamaah sudah pulih kembali ke penginapannya dan bergabung dengan rombongannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement