IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) mengapresiasi penyelenggaraan haji 2017. Kekurangan yang masih ada tetap harus dibenahi agar penyelenggaraan haji 2018 bisa lebih baik.
Ketua FK KBIH Qosim Saleh mengatakan, secara riil penyelenggaraan haji di Tanah Air maupun di Tanah Suci ada peningkatan dan perbaikan dari sisi infrastruktur seperti tenda dan transportasi. Layanan imigrasi, juga makin baik menggunakan e-Hajj.
''Namun di sisi lain, penambahan kuota menambah kerja bagi KBIH,'' kata Qosim di sela-sela acara pendamping yang digelar Forum BPS BPIH di Islamic Tourism Expo di Kota Kasablanka, Jakarta, awal pekan ini.
Bertambahnya jamaah, bertambah pula masalah yang semula tidak ada. Misalnya dari Arafah ke Mina yang semula bisa ditempuh satu jam, jadi lima jam karena kepadatan yang amat sangat. Alokasi jamaah di tenda kapasitas 450 jamaah untuk 10 rombongan, tapi tenda terbatas.
Ada persoalan yang harus dibenahi seperti makanan karena ada banyak jamaah haji yang keracunan makanan. Ini satu implikasi lain bertambahnya kuota. Sehingga penyedia makanan kurang mengawasi keamanan dan higienitas. Cuaca saat ini juga memengaruhi. Jamaah haji yang meninggal karena gabungan kondisi cuaca juga lebih banyak dari 2016.
Persiapan di dalam negeri tahun ini dinilai Qosim memang agak terlambat karena pencairan dana bimbingan di KUA terlambat. Saat KBIH sudah 25 kali bimbingan, KUA baru memulai, itupun saat Ramadhan.
"Bimbingan itu harusnya sedini mungkin karena itu akan berdampak positif kepada jamaah, baik jamaah KBIH maupun non KBIH,'' ucap Qosim.
Direktur Pengelolaan Dana Haji dan SIDHU Kementerian Agama Ramadhan Harisman mengatakan, evaluasi penyelenggaraan haji 2017 oleh Kemenag bersama Komisi VIII DPR rencananya akan dilakukan akhir Oktober atau awal November ini.