Kamis 02 Nov 2017 14:09 WIB

Pemerintah Saudi Didorong Perbaiki Fasilitas Haji di Armina

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Suasana armina , suasana arafah , haji di mekkah
Foto: ROL/Didi Purwadi
Suasana armina , suasana arafah , haji di mekkah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Hari Armina (Arafah, Mina) adalah puncak dari pelaksanaan ibadah haji. Kegiatan ini juga yang membedakan antara Haji dan Umrah karena dalam umrah tidak perlu melakukan Armina. Namun, fasilitas di Armina dinilai masih belum memuaskan jamaah haji Indonesia.

Berdasarkan hasil survei Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) oleh BPS tahun 2017, tingkat kepuasan pelayanan jamaah haji di Armina menurun. Pelayanan tenda di Armina merupakan indeks kepuasan terendah yaitu sebesar 75,55 persen atau turun 1,75 poin dibandingkan 2016.

Menanggapi hal itu, pengamat haji Indonesia, Ade Marfuddin mengatakan bahwa pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama harus mendorong Pemerintah Arab Saudi untuk memperbaiki dan memperbanyak fasilitas jamaah haji di Arafah dan Mina.

"Karena ini sakralnya ibadah di situ (Armina), maka catatan saya adalah bagaimana pemerintah mendorong Arab saudi memperbanyak fasilitas, khususnya untuk kepentingan hajat orang," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (2/11).

Ia menuturkan, saat berada di Armina, jamaah haji banyak yang ingin membuang air kecil maupun air besar, sehingga antriannya pun mengular. Sementara, menurut dia, bentuk bangunan kamar mandi dan WC di Armina dijadikan satu. Ia menyarankan agar Pemerintah Arab Saudi membangunnya secara terpisah, sehingga jamaah haji tidak perlu mengantri panjang. Pasalnya, rata-rata jamaah haji yang pergi ke kamar mandi tersebut bukan untuk mandi tapi hanya membuang air kecil atau besar.

"Kalau sekarang kan modelnya kumpul, saran kita diperpanjang saja kayak kita pipis di hotel. Karena juga kan lebih banyak jamaah buang pipis daripada buang air besar," ucapnya.

Menurut dia, dengan memisahkan kamar mandi dan WC di Armina, maka akan dapat mengurangi angka kematian dan mencegah jamaah haji dari sakit. "Perlu ada pemisahan sehingga mengurangi resiko angka kematian. Karena informasi terkahir yang kami dapat setelah selesai di Arafah itu, pulang pada sakit karena menahan pipis dan air besar, sehingga terganggu kesehatannya," kata Ketua Rabithah Haji Indonesia ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement