Rabu 08 Nov 2017 15:54 WIB

Ini Catatan Penting dalam Evaluasi Penyelenggaraan Haji

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Jamaah haji embarkasi SOC 48 asal Tegal, Widjah Daklan (59 tahun) terpaksa mengenakan tiga rangkap mukena dan sajadah karena tasnya tak muat lagi (Ilustrasi)
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Jamaah haji embarkasi SOC 48 asal Tegal, Widjah Daklan (59 tahun) terpaksa mengenakan tiga rangkap mukena dan sajadah karena tasnya tak muat lagi (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama telah memiliki cacatan hampir di semua unit dalam mengevaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 2017. Namun,  yang menjadi catatan penting dalam pelayanan jamaah haji di dalam negeri adalah terkait pembinaan calon jamaah haji.

"Tentu catatan penting yang harus kita diperbaiki atau terus ditingkatkan adalah pembinaan jamaah. Dalam hal ini, tentu kita tetus melakukan evaluasi terhadap pola dan sistem pelaksanaan bimbingan manasik terhadap jamaah," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Muhajirin Yanis saat ditemui Republika.co.id usai acara penutupan Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji tagun 2017 di Jakarta, Rabu (8/11).

Ke depannya Kemenag juga akan meningkatkan sosialisasi terkait proses ibadah haji yang akan dilakukan jamaah haji, sehingga jamaah betul-betul memahami proses ibadah haji yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini perlu dilakukan karena masih banyaknya jamaah yang salah dalam menjalankan ibadahnya.

"Terkait misalnya ketika jamaah sudah memakai kain ihram, itu biasanya ada yang sering lupa mungkin karena faktor usia tiba-tiba masih memakai daleman," ucapnya.

Menurut dia, kesalahan-kesalahan seperti itu harus diantisipasi sejak awal. Karena, jamaah Indonesia yang berangkat haji rata-rata usianya di atas 60 tahun, sehingga jamaah banyak yang lupa. Selain itu, kondisi kejiwaan jamaah juga kerap terganggu lantaran baru pertama kali melakukan perjalan jauh ke luar negeri.

"Situasi-situasi seperti itu boleh saja sangat bsrpengaruh terhadap kondisi kejiawaan, daya ingat dan sebagainya. Karena itu kita terus meningkatkan intensitas bimbingan dan selain itu kita tentu akan memperbanyak frekuensi pendampingan selama di Arab Saudi," katanya.

"Yang kita lakukan sekarang ini kan sudah ada tim konsultan bimbingan ibadah di sana. Tentu intensitasnya perlu kita tingkatkan," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement