Kamis 22 Mar 2018 10:29 WIB

Manasik Haji Berbasis Bimbel Bikin Jamaah Lebih 'Pede'

Manasik dilakukan dengan pendekatan andragogi dan lebih detail.

Rep: Novita Intan/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah warga mengikuti kegiatan manasik haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga mengikuti kegiatan manasik haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama berencana mendesain pola bimbingan manasik haji berbasis bimbel. Langkah ini guna menjawab tantangan problematika dan dinamika perhajian di Indonesia.

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus PHU Muhajirin Yanis mengatakan pola tersebut menggunakan metode pendekatan andragogi atau pendidikan bagi orang dewasa. "Metode pelaksanaan manasik haji berbasis bimbangan karena pelaksanaan pendekatan metode pendekatan andragogi, pendidikan bagi orang dewasa jadi tentu pendekatan dengan tidak seperti mengajarkan anak-anak," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jakarta, Kamis (22/3).

Menurutnya, manasik haji berbasis bimbel ini lebih memberikan penguatan pelatihan ketika nanti berada di Tanah Suci sehingga teori dan praktik jamaah bisa diseimbangkan secara benar dan tepat. "Sebenarnya mereka sudah paham tinggal dibimbing untuk lebih memberikan penguatan terhadap apa yang mereka lakukan, jadi sebenarnya sama dengan pelatihan. Artinya di samping aspek teori diseimbangkan dengan praktik," ucapnya.

Ia menjelaskan, manasik haji berbasis bimbingan ini akan lebih detail dan memberikan kepercayaan terhadap calon jamaah. Misalnya, pemakaian pakaian ihram hingga melakukan tawaf.

"Bagaimana menggunakan pakaian ihram, kita bimbing memakai dengan baik dan benar. Sementara, baju ihram disini karena masih di Tanah Air (masih) menggunakan pakaian dalam. Kemudian diberikan arahan kalau sudah di Tanah Suci harus tidak mengenakan pakaian dalam, jadi itu berkaitan dengan aktivitas," ujarnya.

Dia menjelaskan, calon jamaah juga melakukan tawaf di miniatur ka'bah dibuat sebagaimana proses di Tanah Suci. Hal ini menurutnya, lebih memberikan penguatan dan kepercayaan diri dengan tidak mengabaikan teori yang sifatnya rukun dan syarat kewajiban.

Soal waktu pelaksanaan, ia menyebut manasik haji akan dilakukan seperti tahun kemarin, tidak ada perubahan. Manasik akan dilaksanakan delapan kali di tingkat provinsi dan dua kali di kabupaten/kota.

"Memberikan jamaah (bimbingan) biar lebih siap dan ada petugas bimbingan disana," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement