IHRAM.CO.ID, PADANG - Biro perjalanan haji dan umrah PT Bumi Minang Pertiwi (BMP) memenuhi panggilan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sumatra Barat pada Ahad (1/4). Pemanggilan ini untuk meminta klarifikasi BMP terkait telantarnya ratusan jamaah umrah di Arab Saudi dan sebagian lagi di Malaysia.
Kepala Kanwil Kementerian Agama Sumbar, Hendri, menjelaskan bahwa pihaknya masih harus mempelajari hasil pertemuan hari ini sebelum menjatuhkan tindakan bagi BMP. Meski begitu, Hendri menyebutkan bahwa ada niat baik yang ditunjukkan BMP untuk bertanggung jawab atas pemulangan dan penjadwalan ulang bagi jamaah umrah yang sudah menyelesaikan pembayaran.
"Hasil klarifikasi ini kami pelajari dulu apakah human error atau seperti apa masalahnya. Dari sana baru kami ambil kesimpulan," jelas Hendri, Ahad (1/4).
Kanwil Kementerian Agama akan menjatuhkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku bila memang BMP terbukti lalai dalam mengakomodir hak para jamaah umrah.
Sementara itu, Direktur Utama BMP Edi Kurniawan menjelaskan bahwa permasalahan yang membuat jamaah terlantar bermula dari kendala proses konfirmasi deposit atas tiket. Menurutnya, pihak BMP sudah menyerahkan deposit untuk pembayaran tiket pesawat jamaah kepada sebuah biro perjalanan di Malaysia.
"Ada rekanan kami di Malaysia. Kami sudah deposit tiket, tapi tidak mereka konfirmasi. Nah ini sudah kami jelaskan kepada jamaah untuk dipahami. Kami akan bertanggung jawab kepada jamaah yang lakukan pengjadwalan ulang," jelas Edi usai bertemu dengan pimpinan Kanwil Kemenag Sumbar.
BMP memastikan seluruh jamaah dipulangkan paling lambat tanggal 5 April 2018 mendatang. Beberapa hari ini ke depan akan dilakukan pemulangan bagi jamaah yang masih berada di Malaysia. Senin (2/4) besok akan dipulangkan satu grup dari Malaysia. Menyusul kemudian, tiga grup dipulangkan pada Selasa (3/4) dan satu grup lagi pada Kamis (5/4).
Edi mengungkapkan, seluruh jamaah yang tertunda keberangkatannya akan dijadwalkan ulang pada bulan Oktober, November, dan Desember 2018. Kasus jamaah terlantar ini bermula dari ketidakpastian keberangkatan jamaah umrah yang sudah menunggu di Kuala Lumpur, Malaysia selama berhari-hari.
Sejak berangkatkan pada Senin (25/3) lalu, jamaah tak kunjung diberikan jadwal keberangkatan yang pasti. Mereka terpaksa menetap di Malaysia dan memilih pulang ke Indonesia. Sementara di Mekah, Arab Saudi, puluhan jamaah terpaksa tidur di lorong hotel karena akses kamar dikunci oleh pihak hotel. Dilaporkan, pihak BMP belum menuntaskan pembayaran penginapan.