Rabu 04 Apr 2018 23:09 WIB

KJRI Jeddah Bahas Integrasi Biometrik Jamaah Haji

Dengan data biometrik, layanan imigrasi jamaah haji Indonesia akurat dan cepat.

Jamaah haji tampak antre untuk melewati proses pemeriksaan imigrasi di Bandara Amir Muhammad, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari/ca
Jamaah haji tampak antre untuk melewati proses pemeriksaan imigrasi di Bandara Amir Muhammad, Madinah, Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Mendekati musim haji 1439 H, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah terus melakukan berbagai terobosan untuk memperbaiki pelayanan bagi jamaah. Salah satunya adalah percepatan pelayanan keimigrasian setibanya jamaah di bandar udara Jeddah dan Madinah, dan pendeteksian dini jika pernah mempunyai permasalahan sebelumnya yang kerangkanya adalah perlindungan WNI.

KJRI Jeddah dalam keterangan tertulis, Rabu (4/4) menyebutkan sejak awal tahun ini telah merintis pertemuan dengan otoritas terkait untuk membahas kerja sama integrasi biometrik pelayanan jamaah haji. Setelah melakukan pembahasan kerja sama dengan kepala imigrasi (Jawazat) Provinsi Madinah, Konsul Jenderal (Konjen) Mohamad Hery Saripudin didampingi Staf Teknis-1/Konsul Imigrasi KJRI Jeddah I Ismoyo pada Selasa (3/4) melakukan pertemuan dengan Kepala Jawazat Provinsi Makkah Mayjen Abdul Rahman Al-Harbi. Al-Harbi membawahi imigrasi Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah guna membahas kerja sama integrasi data biometrik jamaah haji.

"Kerja sama ini dapat mengurangi masa tunggu di bandara sebelum mereka diangkut menuju pemondokan masing-masing," kata Konjen usai pertemuan.

Dalam pertemuan itu, Konjen menyampaikan apresiasi kepada Jawazat Makkah yang telah memberikan pelayanan keimigrasian cukup baik kepada mukimin Indonesia yang berjumlah sekitar 400 ribu orang, jamaah umrah dan sekitar 1,2 juta jamaah haji Indonesia. Selain itu, Konjen menyampaikan usulan kerja sama pelayanan keimigrasian bagi jamaah haji Indonesia yang secara teknis menjadi pembahasan antara imigrasi Arab Saudi dan Indonesia, yaitu rintisan integrasi sistem biometrik.

Konjen juga menambahkan Pemerintah RI siap mengirimkan tim untuk tujuan tersebut. Senada dengan Konjen, Konsul Imigrasi KJRI Jeddah I Ismoyo juga sangat berharap kerja sama integrasi biometrik antara imigrasi Indonesia dan Arab Saudi terealisasi agar antrean panjang di konter imigrasi di bandara Arab Saudi bisa dipangkas. Integrasi biometrik dapat mendeteksi secara dini permasalahan keimigrasian yang dialami jamaah.

"Apa yang dibutuhkan imigrasi Kerajaan Saudi Arabia, imigrasi Indonesia akan mendukung dan menyediakan data biometrik itu (data jamaah haji Indonesia) sehingga ketika jemaah haji tiba di Saudi Arabia, mendapatkan proses imigrasi yang sederhana, akurat dan cepat," ujar Ismoyo.

Menanggapi usulan KJRI Jeddah, Mayjen Abdul Rahman Al-Harbi mengatakan, dua minggu sebelum pertemuan dengan KJRI Jeddah tersebut telah melakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan ibadah haji. Salah satu agendanya adalah membahas bagaimana meningkatkan pelayanan keimigrasian di bandara.

"Menjadi kehormatan bagi kami, khususnya imigrasi, bisa memberikan pelayanan jamaah umrah asal Indonesia yang jumlahnya terbesar nomor dua setelah Pakistan, dan juga jamaah haji Indonesia yang jumlahnya terbesar," ucap Al-Harbi.

Al-Harbi menambahkan, Pemerintah Arab Saudi telah menunjuk salah satu perusahaan IT untuk menangani proses pengambilan biometrik jamaah sehingga pemeriksaan imigrasi ketika tiba di Arab Saudi berlangsung cepat. Caranya dengan menunjukkan barcode dari perusahaan tersebut.

Di akhir pembicaraan, Mayjen Al-Harbi mengusulkan kepada Konjen agar mendorong Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dan Indonesia segera melakukan pembahasan tentang kerja sama integrasi biometrik jamaah ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement