Senin 13 Aug 2018 10:00 WIB

Jamaah Risti Jangan Paksakan Diri Lakukan Ritual Haji

Jamaah lanjut usia harus selalu didampingi.

Suasana salat berjamaah di Masjid Al Haram, Makkah.
Foto: Faisal Al Nasser/Reuters
Suasana salat berjamaah di Masjid Al Haram, Makkah.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

MAKKAH -- Jamaah berisiko tinggi (risti) diimbau tidak memaksakan diri mengikuti sejumlah ritual haji yang membutuhkan tenaga berlebih. Mereka dianjurkan beristirahat menjaga kesehatan dengan baik.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka mengimbau petugas kesehatan kloter aktif menyuarakan pentingnya beristirahat dan beraktivitas sesuai kemampuan masing-masing jamaah. Jamaah haji diimbau tidak melaksanakan kegiatan yang cukup berat. Mereka juga harus disiplin istirahat.

“Silakan konsultasikan dengan tim dokter di KKHI jika diperlukan. Mereka selalu siaga 24 jam,” kata Eka dalam keterangan tertulis, Senin (13/8).

Salah satu spesialis penyakit jantung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Zakky Kurniawan mengatakan pentingnya penyaringan jamaah di awal saat mulai di Tanah Air. Jamaah dengan risiko tinggi harus didampingi. Mereka tak bisa melaksanakan ibadah haji seorang diri.

"Pendampingnya harus bersedia tidak menjalankan ibadah-ibadah sunah karena harus mendampingi jamaah yang sakit, karena mereka harus benar-benar dipantau minum obatnya, makannya, dan istirahatnya," kata Zakky.

Jamaah dengan risiko tinggi penyakit jantung bisa semakin buruk keadaannya karena banyak faktor. Salah satunya adalah soal iklim. Mereka yang sudah tua akan lebih sulit beradaptasi dengan iklim di Arab Saudi. Berbeda dengan jamaah yang masih muda, mereka lebih cepat menyesuaikan diri, sehingga dapat segera beraktivitas untuk orang banyak.

Contoh lain adalah soal turunnya daya tahan tubuh karena malas makan. "Jamaah lanjut usia biasanya malas makan bila menunya tidak cocok. Kalau sudah begitu, imunitasnya akan turun dan akan mudah sakit," tambahnya.

photo

Harus dalam penjagaan

Personel Sektor Khusus Masjid al-Haram mengimbau petugas kloter menjaga jamaahnya yang sudah lanjut usia. Penjagaan tersebut dapat dilakukan bersama-sama. Misalkan, petugas atau jamaah yang lebih muda mendampingi jamaah lansia berjalan di area Masjid al-Haram.

Hal tersebut diutarakan Petugas Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) dr Arriz Akbar di area al-Haram pada Ahad (12/8). Belum lama ini dia menemukan jamaah bernama Juariah (70 tahun) Kloter BTJ 4.

Wanita lanjut usia itu mengalami geser engsel tulang lengan kiri atas karena bertabrakan dengan jamaah al-Haram berbadan besar, sehingga terpental dan jatuh. Setelah diperiksa, jamaah kemudian dipasang swing kain, dan dievakuasi menggunakan kursi roda untuk penanganan lebih lanjut.

Jamaah lanjut usia menurutnya tidak sesigap mereka yang masih berusia 40 tahun. Gerak mereka lebih lamban. Sementara kondisi Masjid Suci semakin padat dan ramai.

Setelah melaksanakan shalat berjamaah, jamaah bergegas untuk pulang. Mereka berjalan cepat untuk mengejar bus pengantar mereka menuju pemondokan.

Dalam kondisi demikian, kata Arriz, berbagai insiden buruk sangat mungkin terjadi. Bahkan pihak tak bertanggung jawab melancarkan aksinya dalam kondisi demikian. Karena itulah jamaah lansia membutuhkan pendampingan.

Petugas kloter atau siapa pun orangnya harus mengikhlaskan diri mengawal dan menemani jamaah lansia. Jika membutuhkan bantuan, mereka bisa menghubungi petugas sektor khusus yang tersebar di sekitar al-Haram.

Tim P3JH sering menemukan jamaah kelelahan terduduk di sekitar al-Haram. Mereka biasanya berusia di atas 60 tahun. Petugas kemudian mengevakuasinya ke pos sektor khusus untuk diberikan pertolongan pertama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement