IHRAM.CO.ID,OLEH ERDY NASRUL dari Makkah
MAKKAH — Setelah melaksanakan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, jamaah kini memadati Masjid al-Haram. Sejak menyelesaikan lempar jumrah nafar awal dan sani pada hari tasyrik, jamaah berbondong-bondong meramaikan masjid suci untuk tawaf ifadah dan wada’
Area tawaf di sana dibuka seluasnya, tak lagi menyisakan tempat untuk jamaah duduk dan shalat sunah tawaf. Petawaf juga memadati bagian dalam masjid lantai dua dan tiga yang juga difungsikan untuk mengelilingi Ka’bah. Bahkan area atap masjid juga ramai.
Tempat yang terakhir ini menjadi pilihan jamaah haji untuk beribadah pada malam hari. Di sana mereka bisa menikmati pemandangan kilau cahaya masjid suci pada malam hari. Di sana biasanya jamaah mengabadikan kunjungan mereka lewat foto dan video.
Untuk menyiasati keramaian, petugas baladiyah dan personel pimpinan umum Masjid al-Haram dan Nabawi membuat rekayasa jalur kedatangan dan kepulangan. Jamaah yang datang harus dari Arah Syib Amir dan Bab Ali harus melalui jalan dekat perpustakaan al-Haram atau tempat kelahiran Rasulullah untuk menuju tempat tawaf. Mereka tak bisa melewati pintu marwah yang dikhususkan untuk keluar jamaah.
Pintu Ismail yang terletak antara gerbang King Abdul Aziz dan pintu Shafa selalu dibuka untuk jamaah memasuki masjid suci. Jika ingin menuju area tawaf lantai dasar, setelah melewati pintu tersebut jamaah bisa menuruni tangga dan langsung berada di bagian bawah al-Haram.
Kepadatan jamaah di sana juga mengakibatkan kemacetan dari berbagai arah menuju masjid. Area Ja’fariyah, pekuburan Ma’la tempat Siti Khadijah dan keturunan Rasulullah dimakamkan, selalu macet. Begitu juga jalan yang menuju Syib Amir dan Ajyad. Kendaraan yang menuju jalan tersebut ditumpangi jamaah haji dari berbagai negara.
Banyak jamaah turun di tengah jalan, lalu melanjutkan berjalan kaki menuju al-Haram. Ada juga jamaah yang berkendara hingga terowongan Mahbas Jin. Kemudian lanjut berjalan kaki menembus terowongan tersebut sejauh satu hingga dua kilometer untuk sampai ke Terminal Bab Ali dan Masjid al-Haram.
Kepala Daerah Kerja Makkah Dr Endang Jumali mengatakan, kepadatan masjid suci tak dapat dibendung, karena jamaah ingin segera menuntaskan rangkaian ibadah haji. Setelah itu pun tempat sujud itu masih juga ramai. Sebab, ada sebagian jamaah yang melaksanakan umrah. “Jamaah terus berdatangan ke sana mulai pagi, siang, dan malam hari,” katanya.
Pada Kamis (23/8) dia mendapatkan surat dari Muassasah Asia Tenggara berisikan imbauan agar jamaah tidak melaksanakan shalat jumat di al-Haram, sebab padat sekali. Jamaah ketika itu diminta melaksanakan shalat fardu sekali dalam sepekan itu di masjid sekitar penginapan.
Endang kemudian membuat surat edaran berisikan hal sama kepada 12 sektor yang dibawahinya. Mereka menyampaikan pesan tersebut kepada jamaah haji. Namun, meski sudah diberikan imbauan, ada saja jamaah yang memaksakan diri berangkat shalat Jumat di al-Haram.
Berdasarkan pantauan tim Media Center Haji pada Jumat (24/8) ada saja jamaah dari berbagai daerah tersesat di al-Haram setelah melaksanakan shalat di siang hari. Mereka tak tahu cara pulang ke penginapan, karena kendaraan masih padat. Rekayasa jalur pergerakan jamaah yang dibuat pengurus masjid juga memusingkan mereka sehingga tak tahu jalan menuju tempat pertemuan. Biasanya jamaah berkumpul di sekitar Menara Zamzam atau di titik tertentu sekitar pelataran masjid.
Kepala Bimbingan Ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) KH Ali Zawawi mengimbau jamaah menjaga diri dan menaati segala edaran yang diberikan petugas. Hal tersebut dimaksudkan untuk kemaslahatan mereka selama berada di Tanah Suci
Zawawi menjelaskan, jamaah kini mulai bersiap untuk perpulangan menuju Tanah Air. Mereka yang tergabung dalam gelombang pertama sudah mulai berkemas. Dalam waktu dekat mereka akan digerakkan menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah untuk kembali ke Tanah Air. “Lebih baik hindari bepergian dan manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk beristirahat,” katanya.