Senin 17 Dec 2018 14:14 WIB

Menelusuri Labirin Kota Tua Al-Balad

Tampak bangunan-bangunan bertingkat khas Timur Tengah dibiarkan belum terpugar

Suasana Kota Tua Jeddah di kawasa Al Balad.
Foto: Fitriyan Zamzami/Republika
Suasana Kota Tua Jeddah di kawasa Al Balad.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Fitriyan Zamzami

Jeddah, bukan rahasia lagi, adalah kota masa kini.Gedung-gedungnya tinggi dan modern, aneka mobil- mobil keluaran teranyar berseliweran di jalan- jalannya yang lapang satu arah. Pusat perbelanjaan modern menjajakan sandangan yang trendi bersanding dengan kantor-kantor multinasional.Namun, kota itu juga menyimpan sekutip lokasi yang istimewa.

Baca Juga

Dari utara, lokasi itu bisa dimasuki melalui Gerbang Jadid, sekitar 100 meter ke arah selatan dari Masjid Qisas di pusat kota Jeddah. Atau bisa juga mendatanginya dari sisi timur melalui Pusat Perbelanjaan Corniche yang ternama sebagai lokasi mencari oleh-oleh jamaah haji dan umrah.

Dan begitu memasuki wilayah tersebut, amboi, sukar rasanya memercayai bahwa diri ini masih berada di abad ke-21. Tampak bangunan-bangunan bertingkat khas Timur Tengah dibiarkan belum terpugar sejak ratusan tahun silam.

Pintu-pintunya menyimpan keindahan ukiran-ukiran Arabesque masa lampau. Jendela- jendelanya ditutupi masyrabiya kayu yang penuh ukiran-ukiran rumit berlubang yang memungkinkan angin segar menyejukkan bagian dalam rumah dan memungkinkan penghuni rumah leluasa mengintip ke luar.

Sebuah kota pelabuhan

Jalan-jalannya sempitnya, menyerupai lorong-lorong dalam labirin seluas 1,5 kilometer persegi. Tak ada kendaraan satu pun dalam kompleks tersebut. Seluruh lantai kompleks tersebut ditutupi konblok-konblok yang sudah tak muda usia. Semakin ke dalam, semakin jauh rasanya saya mundur dalam waktu, diapit rumah- rumah bertingkat dengan berlaksa- laksa kenangan.

Aroma parfum Arab dan besi berkarat dan kayu-kayu lapuk macam tak punya urusan ada di zaman ini. Masjid-masjid dan menara yang masih dibiarkan dalam bentuk aslinya saat ia dibangun pada abad pertengahan.

Tak sukar membayangkan tokoh- tokoh dari kisah-kisah lawas dari Timur Tengah tetiba muncul dari sudut- sudut jalan. Sinbad Sang Pelaut yang tengah dikejar-kejar lanun, Aladin menyelinap masuk ke salah satu pintu rumah tua sembari menyembunyikan lampu ajaibnya. Layla bersandar di balkoni jendela-jendela tinggi, menying kap cadarnya dan membuat majnun bujang-bujang yang kebetulan lewat.

Kawasan yang kini disebut Kota Tua al-Balad tersebut sudah berdiri sejak dua milenium lampau. Pada abad ke-7, oleh Khalifah Usman bin Affan, ia kemudian diubah menjadi kota pelabuhan yang semarak, pintu ma suk para jamaah haji dari laut.

Dahulu, ada tembok pertahanan yang dibangun mengelilingi kawasan tersebut. Tembok-tembok itu dirubuhkan pada 1940-an dan kini menyisakan gerbang-gerbang di sekitar kota tua tersebut.

Sejak 1991, Pemerintah Kota Jeddah menjadikan kawasan itu sebagai situs bersejarah yang tak boleh diutak- atik bentuk bangunannya. Lembaga kebudayaan PBB, UNESCO, kemudian mengamini inisiatif itu dan menetapkan wilayah Kota Tua Al Balad sebagai situs warisan dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement