Kamis 27 Dec 2018 16:00 WIB

RS Haji Buka Layanan Terpadu Kesehatan Haji dan Umrah

P2TKHU ini menyediakan layanan konsultasi, medical check up, hingga terapi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Rumah Sakit Haji Pondok Gede Jakarta Timur.
Foto: wikipedia
Rumah Sakit Haji Pondok Gede Jakarta Timur.

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Ibadah haji merupakan rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi muslim yang mampu. Istilah mampu atau istitha’ah bukan hanya merujuk pada kemampuan finansial semata, tetapi juga mampu secara fisik.

Hal ini pulalah yang melatarbelakangi RS Haji Jakarta membuka Pusat Pelayanan Terpadu Kesehatan Haji dan Umrah (P2TKHU). Ditambah, RS Haji Jakarta kini telah menjadi bagian dari Kementerian Agama, sehingga pelayanan yang diberikan harus sebaik-baiknya.

"Ini adalah layanan khusus yang kami sediakan bagi jamaah calon haji maupun umrah untuk mencapai kondisi istitha’ah secara fisik. RS Haji Jakarta memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembinaan kesehatan bagi calon jamaah haji dan umrah," ujar pengelola P2TKHU RS Haji Jakarta, dr. Didi Riyadi, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Kamis (27/12).

P2TKHU ini menyediakan layanan konsultasi, medical check up, hingga terapi. Ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan (endurance) fisik calon jemaah haji dan umrah.

"Jamaah haji Indonesia kita tahu kebanyakan adalah lansia, yang rata-rata sudah memiliki peyakit degeneratif. Hal ini yang kita bantu untuk mengurangi resikonya. Dan berusaha meningkatkan endurance para calon jemaah ini," ucapnya.

Ia mencontohkan, misal ada calon jemaah haji yang menderita gagal ginjal. Bila jemaah tersebut datang ke RS Haji Jakarta, ia tidak akan langsung divonis tidak boleh berangkat haji atau umrah. Jamaah itu akan menjalankan serangkaian prosedur seperti MCU terlebih dahulu, hingga prosedur-prosedur terapi pain yang bertujuan meningkatkan endurance pasien.

Didi pun menyarankan, idealnya jamaah calon haji yang datang ke RS Haji Jakarta untuk mengkontrol kesiapan fisiknya, minimal sembilan bulan sebelum berangkat haji.

"Akan kita pantau tiap bulannya. Bila belum mencapai syarat istitha’ah, ada waktu bagi kita untuk melakukan terapi. Bila kondisinya sudah bagus, kita akan berikan latihan-latihan yang bertujuan menjaga kestabilan kondisi tersebut," lanjutnya.

Mengenai kesiapan jamaah, pengelola P2TKHU lainnya, dr. Hendro Bakti Wibowo, mengingatkan jamaah calon haji dan umrah untuk melakukan vaksinasi meningitis jelang keberangkatan.

"Meningitis ini penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Maka calon jamaah Indonesia harus waspada dengan cara melakukan vaksinasi maksimal dua minggu sebelum keberangkatan," ujar dr. Hendro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement