IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Bioskop pertama di Jeddah, Saudi resmi dibuka pada Senin (28/1) lalu. Keberadaan bioskop di negara itu dilarang selama beberapa dekade, sampai yang pertama dibuka pada April lalu di Riyadh.
CEO rantai bioskop regional Majid Al Futtaim, Cameron Mitchell meyakini Arab Saudi memiliki antusiasme jumlah penonton bioskop yang tinggi. "Jika anda melihat Dubai, kami memiliki sekitar 15 juta pelanggan per tahun. Tentang tujuan jangka pendek di Arab Saudi, kami mengharapkan pasar mencapai sekitar 30 juta pelanggan," kata Mitchell saat meresmikan Vox Cinemas di Red Sea Mall Jeddah, Senin (28/1).
Seperti dilansir di Arab News pada Selasa (29/1), penelitian dari PwC Timur Tengah memperkirakan total pendapatan bioskop di Arab Saudi bisa mencapai 1,5 miliar dolar AS pada 2030. Perkiraan itu didasarkan pada proyeksi populasi pada 2030, yakni sebesar 39,5 juta, dan 6,6 layar per 100 ribu orang. Tahun lalu, Vox Cinemas mengatakan akan menginvestasikan 533 juta dolar AS untuk membuka 600 bioskop dalam lima tahun.
"Sekitar 95 persen karyawan kami di sini, berasal dari Arab Saudi. Di negara mana pun kami mengoperasikan bioskop, kami melokalkan tim. Kami memiliki tim Mesir di Mesir, dan tim Lebanon di Lebanon, dan tentu saja Saudi di Arab Saudi," ujar Mitchell.
Mitchell berharap bioskop di Red Sea Mall akan menayangkan beragam genre film. Menurutnya, bioskop tersebut mampu menghadirkan 300 film per tahun, dengan enam film baru setiap pekan. Mitchell mengatakan pihaknya berencana membuka biokop di Tabuk pada akhir tahun ini atau awal 2020. Dia mengaku mendapat banyak bantuan dari pemerintah Saudi atas rencana tersebut.
"Kami mendapat lisensi April lalu, dan kami ingin melakukan langkah-langkah yang diperlukan dan mengikuti peraturan, (agar) itu berjalan dengan lancar," ujar Mitchell.
Mitchell memastikan tidak ada masalah ihwal pemisahan gender. Sebab, pengelola telah menyiapkan ruang khusus keluarga dan belum berkeluarga. Pencabutan larangan bioskop adalah bagian dari rencana reformasi Vision 2030.