Ahad 17 Feb 2019 17:19 WIB

Tak Lama Lagi Saudi akan Fasilitasi Napak Tilas Hijrah Rasul

Para pelancong akan menikmati rute yang sama ketika Rasulullah hijrah ke Madinah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Dua jamaah haji berziarah dan shalat di Gua Tsur yang terdapat di Jabal Tsur, Makkah.
Foto: Antara
Dua jamaah haji berziarah dan shalat di Gua Tsur yang terdapat di Jabal Tsur, Makkah.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Pemerintah Arab Saudi kembali melakukan inovasi. Kali ini, Kementerian Haji dan Umrah Saudi bekerja sama dengan Komisi Kerajaan untuk Makkah dan Situs Suci meluncurkan inisiatif napak tilas rute perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW. 

Proyek tersebut akan memungkinkan jamaah, para pengunjung, serta warga di Kerajaan Saudi sendiri untuk melakukan perjalanan ke Madinah dengan menggunakan unta. 

Baca Juga

Rute yang digunakan dalam perjalanan tersebut mengikuti rute yang dilalui  Nabi SAW saat melaksanakan hijrah ke Madinah. 

Inisiatif tersebut bertajuk "Jalan Menuju Thaniyat Al-Wada", diambil dari nama sebuah dataran tinggi di dekat Madinah. 

Melalui inisiatif itu, para pelancong dapat menapaki rute sama yang ditempuh Nabi SAW ketika hijrah dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi. 

Nabi Muhammad SAW melewati rute hijrah yang membentang sepanjang 380 km kala itu. Beliau sampai di Quba di daerah pinggiran kota Yastrib pada hari kedelapan Rabiul Awwal. 

Dengan demikian, Nabi SAW melakukan perjalanan selama delapan hari saat hijrah menuju Madinah.

Mengutip harian berbahasa Arab Makkah, seperti dilansir di Saudi Gazette, Ahad (17/2), proyek tersebut mencakup pengembangan dari 27 titik di Jalan Hijrah, yang terdiri dari hotel, rumah peristirahatan, museum, dan lainnya.

Dalam rute menuju Madinah tersebut, rombongan iringan unta (kafilah/karavan) akan memulai perjalanan dari Gua Tsur di Makkah. Dalam sejarahnya, gua tersebut pernah digunakan Nabi SAW dan sahabatnya Abu Bakar RA untuk bersembunyi dari kelompok musuh selama tiga hari sebelum mereka berangkat ke Yastrib. 

Setelah Nabi SAW menetap di Yastrib, nama Yastrib dikenal dengan sebutan al-Madinah al-Munawwarah, yang artinya kota yang tercerahkan.  

Selanjutnya, rombongan akan berhenti di lokasi tenda Umm Maabad. Lokasi tersebut menjadi tempat menjamu Nabi dalam perjalanan ke Yastrib dan tempat ia memerah susu dari domba-dombanya.  

Dikisahkan, Umm Maabad digunakan untuk menyambut kafilah di masa itu. Akan tetapi, saat Rasulullah hijrah tempat itu tengah dilanda musim paceklik. 

Kekeringan telah berdampak buruk pada masyarakat dan ternak di Umm Maabad kala itu. Sehingga, daerah itu tidak memiliki makanan untuk ditawarkan kepada para tamunya. 

Namun, keajaiban datang tatkala Nabi SAW membersihkan kambing-kambing di Umm Maabad dan memerahnya. 

Kambing tersebut bisa mengeluarkan susu, yang kemudian diminum semua orang sampai kenyang. Peristiwa tersebut kemudian dikenal sebagai mukjizat Nabi SAW.

Selanjutnya, kafilah akan melewati lokasi di mana Suraqa Bin Malik bertemu dengan Nabi SAW. 

Suraqa mencapai lokasi tersebut setelah mengikuti jejak kaki Nabi SAW dengan harapan memenangkan hadiah yang dijanjikan orang Quraisy. 

Rombongan juga akan melewati tempat di mana unta jatuh dan kemudian mengambil jalan pintas yang ditunjukkan kepada Nabi SAW oleh pemandu Badui bernama Masoud al-Aslami. 

Selanjutnya, rombongan akan berhenti di Thaniyat Al-Wada dan menyelesaikan perjalanan ke Madinah. 

Selain unta, jamaah dan pengunjung bisa memilih alternatif alat transportasi lain untuk melakukan napak tilas hijrah Nabi SAW tersebut. Kementerian mengatakan, akan ada alternatif selain unta untuk mencapai Madinah, seperti halnya kendaraan roda empat, balon udara panas, dan sepeda motor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement