IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Terdapat perbedaan karakteristik tugas dan tantangan bagi petugas haji di Daerah Kerja (Daker) Makkah dengan daker lainnya. Direktur Bina Haji Kementerian Agama, Khoirizi H Dasir, mengatakan petugas di Daker Makkah harus menghadapi waktu berkumpulnya seluruh jamaah haji menjelang dan setelah pelaksanaan wukuf.
"Ada satu titik di mana lima hari menjelang wukuf dan lima hari setelah wukuf semua orang jamaah, bukan hanya dari Indonesia tapi dari seluruh dunia, berkumpul di Makkah. Itu yang membuat crowded," kata Khoirizi H Dasir yang ditemui di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Senin (8/7).
Menurut Khoirizi, hal ini berbeda dengan kondisi di Daker Madinah atau bandara. Di mana, ada sirkulasi perputaran jamaah. Misalnya kalau di bandara, jamaah begitu datang langsung didorong ke Madinah atau ke Makkah. Sedangkan di Madinah, sirkulasi jamaah dilakukan setiap sembilan hari sekali setelah jamaah menyelesaikan proses arbain.
Karena itu, Khoirizi mengingatkan agar petugas haji di Daker Makkah harus selalu konsentrasi dalam bertugas. Mereka harus hadir di setiap titik yang ada jamaah haji asal Indonesia. "Tujuannya agar jamaah tahu bahwa kita petugas ada di situ. Makanya, petugas harus selalu memakai identitas petugas setiap saat," kata Khoirizi.
Untuk diketahui, petugas haji PPIH Arab Saudi Daker Makkah akan diberangkatkan dari Asrama Haji Pondok Gede pada Selasa (9/7). Mereka akan diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 980 pada pukul 11.00 WIB.