Sabtu 20 Jul 2019 12:40 WIB

Menguak Rumor Haji Ajang Pembalasan Dosa

Jamaah Haji mendapat kedudukan sebagai tamu-tamu Allah.

Seorang jamaah haji melintas di pelataran Ka'bah, Masjid Al Haram, Arab Saudi, Selasa (16/7) siang. Pada saat siang hari, terjadi peristiwa istiwa atau posisi matahari tepat di atas Ka'bah.
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Seorang jamaah haji melintas di pelataran Ka'bah, Masjid Al Haram, Arab Saudi, Selasa (16/7) siang. Pada saat siang hari, terjadi peristiwa istiwa atau posisi matahari tepat di atas Ka'bah.

IHRAM.CO.ID, Oleh Muhammad Hafil dari Makkah, Arab Saudi

 

Baca Juga

Anggapan dosa-dosa jamaah haji akan dibalas tunai saat berada di Tanah Suci masih muncul di masyarakat. Hal tersebut kadang membuat orang takut naik haji atau yang sedang berada di tanah suci menjadi cemas.

Menurut Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi Daker Makkah, KH Masrur Ainun Najih, pandangan soal tanah suci Makkah dan Madinah sebagai tempat pembakasan tidak benar. "Tidak benar karena di tanah suci Makkah dan Madinah justru hamba  ALlah diberikan ganjaran pahala yang istimewa," kata Kiai Masrur di Makkah, Sabtu (20/7).

Menurut Kiai Masrur, jelas sekali Nabi Muhammad bersabda bahwa shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari shalat di tempat lain 1000 kali. "Kecuali di Makkah, kalau shalat di Makkah ganjarannya 100 ribu kali dibanding tempat lain," kata Kiai Masrur.

Menurut Kiai Masrur, dalil ini jelas sekali bahwa di kedua tempat suci ini hamba Allah dimuliakan. Makanya, jamaah haji ini disebut tamu-tamu yang mulia. "Jadi anggapan haji tempat pembalasan itu tidak benar," kata Kiai Masrur.

Menurutnya, jika terjadi sejumlah kasus pada jamaah seperti sakit, tak bisa kembali ke hotel, hilang, atau tersesat, maka hal ini dikarenakan masalah orientasi. Karena, tak sedikit orang yang pergi haji belum pernah ke luar negeri.

"Jangankan keluar negeri, di Jakarta saja kadang masih suka tersesat," kata Kiai Masrur.

Menurut Kiai Masrur, masyarakat diharap tidak punya pikiran seperti itu. Apalagi, harus menakut-nakuti jamaah haji soal pemikiran ini.

"Tidak benar itu. Anggapan seperti itu tidak berdasarkan pengetahuan. Jamaah haji itu tamu Allah," kata Kiai Masrur.

Menurutnya, kalau masyarakat masih menebarkan pikiran seperti itu, bisa membuat orang takut naik haji. Selain itu, orang yang sedang naik haji bisa ketakutan keluar hotel hingga tak mau beribadah ke masjid.

Kiai Masrur menyebut rumor soal ini sudah berlangsung lama. Namun, dia tak tahu dari mana dan siapa yang menyebarkan rumor ini. Yang jelas, lanjut Kiai Masrur, rumor ini juga bisa dipengaruhi pendidikan seseorang. "Semakin berilmu maka akan semakin ilmiah dan tak akan mempercayai rumor ini," kata Kiai Masrur.

Namun, Kiai Masrur tetap mengingatkan bagi jamaah haji untuk selalu menjaga sikapnya selama berada di tanah suci. Sebagaimana layaknya seorang yang sedang bertamu, maka harus menjaga etika.

"Kalau kita beretika tuan rumahnya senang. Tapi kalau tidak yang punya rumah kesal," kata Kiai Masrur.

Sementara, Pengendali Teknis Bimbaingan Ibadah PPIH Arab Saudi, Oman Fathurahman mengatakan, jamaah jangan ditakut-takuti dengan anggapan semacam itu. Menurut guru besar di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah tersebut mengatakan, haji adalah ibadah yang menekankan spiritualitas.

"Jangan ditakut-takuti. Allah itu Maha Pengampun, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang," kata Oman.

Oman berharap jamaah haji memahami, bahwa jamaah datang ke Tanah Suci sebagai Tamu Allah. "Kita datang ke sini menjadi tamu Allah dan kita diridhoi oleh Allah," kata Oman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement