Selasa 27 Aug 2019 00:57 WIB

Pastikan Layanan, PPIH akan Evaluasi Hotel Jamaah Haji

Evaluasi hotel jamaah haji Indonesia untuk memastikan standar layanan.

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Nashih Nashrullah
Hotel Yasier (Hotel 110) yang tadinya ditinggali oleh jamaah haji Indonesia asal embarkasi Batam, terlihat sepi. Jamah hajinya telah meninggalkan Kota Makkah ke Tanah Air sejak beberapa hari lalu.
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Hotel Yasier (Hotel 110) yang tadinya ditinggali oleh jamaah haji Indonesia asal embarkasi Batam, terlihat sepi. Jamah hajinya telah meninggalkan Kota Makkah ke Tanah Air sejak beberapa hari lalu.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan melakukan evaluasi terhadap hotel jamaah haji Indonesia. PPIH tak akan melanjutkan kerja sama dengan hotel yang memberikan pelayanan tak sesuai standar pelayanan minimal. 

Menurut Kepala PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Subhan Cholid,  PPIH setiap tahunnya akan memberikan penilaian hotel-hotel yang ditempati jamaah haji Indonesia. Penilaian mencakup standar pelayanan jamaah, kebersihan, dan keamanan hotel.

Baca Juga

"Mana hotel-hotel yang memberikan pelayanan jamaah sekadarnya, ada yang all out memberikan layanan, ada yang sesuai kontraknya saja. Ada yang memberikan lebih, ada yang malas-malasan. Kebersihannya ngepas, keamanannya, pelayanannya minimalis lah, apalagi tak memenuhi standar pelayanan minimal," ujar Subhan, Selasa (27/8).

Sebagai contoh, pada tahun lalu PPIH menyewa 160  unit hotel di Makkah. Dan, setelah diberi penilaian dan evaluasi, 20 persennya tak lagi digunakan untuk jamaah haji Indonesia tahun ini.   

Secara umum, pihak hotel sebenarnya sangat ingin melanjutkan kerja sama dengan PPIH untuk dikontrak lagi sebagai hotel tempat tinggal bagi jamaah haji. Namun, Subhan menegaskan evaluasi menjadi catatan penting keberlanjutan kerja sama dengan pihak hotel.

Namun, ada juga hotel yang mendapat catatan bagus dari PPIH, tapi pada tahun berikutnya tak lagi bekerja sama dengan PPIH. Kasus semacam ini biasanya karena peralihan  kepemilikan. 

“Ada juga yang tak mau menyewakan ke Indonesia, meskipun kita mau ambil. Bisa jadi dia cari yang lebih tinggi, atau dia tak biasa dengan Indonesia. Itu pertimbangan subyektif," kata Subhan.

Karena itulah, kontrak pengadaan hotel jamaah haji Indonesia di Arab Saudi ini mesti diperbarui setiap tahun. Karena hotel-hotel di Makkah ini ada yang sifat kepemilikan dan pengelolaannya permanen, dan ada juga yang tidak permanen. Kebanyakan pengelolaannya tidak permanen dengan kontrak selama tiga tahun. 

"Nah, kalau pengelola itu sudah habis masa kontraknya dengan pemilik, maka otomatis dia harus berubah lagi, nanti kedepannya harus dicek lagi (oleh tim akomodasi Indonesia)," ungkapnya.

Untuk diketahui, pada tahun ini, PPIH menyewa 173 hotel plus 3 hotel cadangan di Makkah. Sedangkan di Madinah menyewa 106 hotel di sekitaran Masjid Nabawi.

Sementara, Kepala Seksi Akomodasi PPIH Arab Saudi Daker Makkah  Abdub Dhiya'ur, mengatakan aspek layanan akomodasi disyaratkan setiap hotel harus memiliki kartu petuniuk akomodasi, air mineral satu liter per hari per jamaah, penggantian seprai dan sarung bantal, handuk, peralatan mandi, air zam-zam dalam dispenser, dan mesin cuci. "Dari aspek layanan mereka harus bisa menyediakan petugas resepsionis, petugas kebersihan, dan petugas keamanan," katanya.

Air zam-zam diberikan dalam bentuk dispenser yang ditempatkan di lobi pada tiap lantai, kamar jamaah dan petugas terpisah berdasarkan jenis kelamin, kamar berpendingin udara dan penerangan memadai serta berfungsi baik.  

Ranjang kuat dan aman dengan kasur busa dan bantal dengan empat seprai yang diberikan secara bertahap selama berada diakomodasi dan satu selimut yang memadai dan berfungsi baik. Fasilitas lain, berupa kamar mandi, shower, wastafel, keran air, jamban duduk, dan exhaust fan.

Dari standar sarana dan prasarana, antara lain disyaratkan bangunan dalam kondisi baik dan layak pakai, lift yang memadai sesuai kapasitas gedung, lobi dengan luas minimal 50 meter persegi, bagi apartemen memiliki ruang dapur, tersedia listrik dan lampu penerangan yang cukup di lobi, kamar tidur, kamar mandi, dan dapur.  

Selain itu, ada genset untuk listrik cadangan, memiliki tangga darurat, kartu petunjuk hotel, penitipan kunci, tempat shalat berjamaah, tempat jemuran, alat kebersihan, dan kunci cadangan.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement