IHRAM.CO.ID, Jaraknya sekitar 60-80 meter. Sumur Rawha atau yang disebut dengan Bir ar-Rawha, terletak di Jalan Madinah menuju Makkah dari arah Yanbu’. Jalan ini merupakan jalan yang dahulunya dilintasi Rasulullah SAW saat beliau berhijrah dari Makkah menuju Madinah.
Berbeda dengan jalur yang sekarang, Jalur Madinah-Makkah terbagi dua. Satu yang melewati Yanbu’, dan terhitung lumayan jauh menuju Makkah atau sebaliknya menuju Madinah.
Sedangkan jalur lainnya, adalah jalur yang kini banyak digunakan para peziarah. Jalur ini sudah menjadi jalur yang cukup ramai bagi mereka yang dari dan akan menuju Makkah.
Kembali ke jalur Yanbu’, jalan ini tidak terlalu ramai dengan kendaraan. Walaupun saat ini jalan yang melintasinya terbilang sangat mulus, bahkan kendaraan bisa dipacu di atas 180 kilometer per jam. Bersih dan bebas hambatan, seperti jalan tol. Hanya saja, jalanan ini tidak dipungut biaya apapun.
Tetapi ada yang harus diperhatikan bagi para pelintas, hendaknya tetap mengutamakan keselamatan diri dibandingkan mengejar kecepatan.
Saya dan rombongan Media Center Haji (MCH) 2019, pada Sabtu (24/8), mengunjungi sebuah lokasi yang amat sangat bersejarah dalam perjalanan Rasulullah SAW. Sayangnya, lokasi ini seolah luput dari perhatian jamaah. Bukan hanya jamaah, tetapi juga Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Beberapa jamaah dari Pakistan, dan India, mengunjungi tempat ini.
Bukitnya, jumlah jamaah yang mengunjungi lokasi ini hanya sekitar 50-100 orang per hari. Tidak terlalu banyak untuk ukuran sebuah destinasi wisata. Entah sengaja dibiarkan apa adanya, yang pasti lokasi ini sering luput dari perhatian jamaah haji, khususnya jamaah Indonesia.
Beberapa jamaah bahkan pimpinan travel haji khusus, tak mengetahui lokasi ini. mereka kaget dan termangu mendengar nama Rawha’. “Saya belum pernah mendengarnya,” kata Atik Sundeseng, Direktur Produksi NRA Groups. “Saya juga belum mengetahuinya secara persis,” kata Helmi Hidayat, konsultan haji.
Mungkin karena itu pula, jamaah haji atau umrah tak pernah mengunjungi tempat ini. Selain itu, mungkin pula karena jaraknya yang jauh, sehingga dikhawatirkan akan membuat jamaah tidak bisa melaksanakan shalat arbain.
Untuk perjalanan dari Masjid Nabawi ke Sumur Rawha’, dapat ditempuh dengan 45-60 menit menggunakan bus atau kendaraan pribadi. Di lokasi sumur Rawha’, tak ada tempat berteduh, terkesan dibiarkan tanpa perawatan. Kalaupun ada perawatan, sementara yang saya lihat, masih ala kadarnya.
Lokasinya hanya dibatasi oleh seng. Di sekelilingnya lembah yang gersang walau ada beberapa tumbuhan yang tidak terlalu hijau. Beberapa pekerja di kanan sumur, terlihat sedang membuat sebuah bangunan. Entahlah, untuk apa bangunan tersebut. Sangat belum optimal.
Padahal, lokasi ini memiliki sejumlah keistimewaan yang patut dijaga dan dilestarikan. Lokasi itu bernama Bir ar-Rawha’, atau lembah Rawha’. Sebuah sumur yang memiliki diameter luas sekira 3 meter. Kedalamannya, mungkin hampir 20 meter atau lebih.
Mengapa bersejarah? Karena di Sumur ar-Rawha’ ini, Rasulullah SAW pernah singgah dan menggunakan airnya untuk minum saat perjalanan hijrah dari Makkah menuju Madinah.
Tak terbayang bagaimana dahulu Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar berhijrah dari Makkah menuju Madinah, menggunakan unta, panas yang amat terik, tak ada jalanan yang mulus.
Entah berapa kali Rasulullah dan Sahabat Abu Bakar beristirahat selama perjalanan hijrah itu. Dan salah satu lokasi yang dijadikan tempat singgah atau peristirahatan tersebut adalah Bir ar-Rawha’ atau Sumur ar-Rawha.