Jumat 27 Mar 2020 07:45 WIB
Jokowi

Kenangan Umrah Bersama Jokowi pada Tahun 2014

umrah bersama Jokowi

Jokwo tawaf bersama sang isteri, Iriana.

Tak lama kemudian, menjelang pukul 01.00 dini hari WAS, Jokowi keluar dari kamar hotel. Rombongan yang sudah menunggu di lobi segera berangkat bersama menuju Masjdil Haram untuk melakukan rangkaian ibadah umrah, seperti tawaf, sa'i, hingga tahalul. Mereka berjalan dengan bergegas menuju pelataran Ka'bah untuk tawaf.

"Kami berjalan dengan langkah terburu. Untuk minum sendiri air zamzam yang tersedia dalam berbagai tabung dan gelas plastik yang ada di kiri-kanan lorong yang hendak menuju tempat tawaf pun tak sempat. Untungnya, para petugas umrah sigap melayani kami. Mereka akan segera mengambilkan air zamzam begitu kami memintanya. Jadi, tak ada waktu untuk berleha-leha menikmati Ka'bah," ujarnya.

Setelah tawaf dan melakukan shalat sunah di depan Multazam, rombongan kemudian melakukan sa'i. Setelah bolak-balik selama tujuh kali berjalan antara bukit Safa-Marwah yang diakhiri dengan doa bersama sehabis sa'i, rombongan segera melakukan tahalul atau memotong rambut.

"Jadi, kami usai melakukan umrah sekitar pukul 04.00 pagi atau menjelang imsak. Setelah itu, rombongan kembali ke hotel untuk istirahat, makan sahur, dan shalat Subuh. Syukurlah, saat itu terutama setelah melakukan lari-lari kecil di sa'i tubuh saya terasa fit kembali. Entah mengapa itu? Atau mungkin karena keringatan karena berjalan sembari sesekali berlarian," kata sang wartawan bercerita.

Namun, setelah Subuh tiba, pada saat yang sama sang wartawan harus segera menuliskan berita mengenai peristiwa umrah tersebut. Apalagi, waktu di Jakarta saat itu sudah menjelang pukul 08.00 pagi. Sebagai wartawan kantor berita, dia harus segera melaporkan berita pada saat itu juga. Ketika itu dia pun sibuk menulis dan mengirimkan berita ke Jakarta.

"Kalau begitu, apakah sempat shalat Subuh di Masjidil Haram?" Menjawab pertanyaan ini, sang wartawan menjawab dengan menggeleng kepala. Dia mengaku tak berani keluar kamar hotel karena pada saat yang sama dikejar deadline (tenggat waktu).

Dia menjawab, "Ya, sayang memang tak sempat subuhan di Masjidil Haram. Saya shalat Subuh di kamar hotel. Saya kerja menulis sampai pukul 07.00 WIB. Dua jam berikutnya saya pakai untuk istirahat dan mandi sejenak. Kami tak berani tidur lelap karena takut ketinggalan rombongan."

Benar saja, sekitar pukul 09.30 WAS semua rombongan sudah diminta berkumpul di lobi hotel. Satu jam kemudian rombongan berbalik pulang ke Jeddah dari Makkah. Mereka sampai ke Jeddah sekitar pukul 11.30 WAS. Setelah itu, rombongan naik pesawat carter menuju Madinah untuk berziarah ke makam Nabi dan shalat di Raudah Masjid Nabawi.

Lalu, sekitar pukul 13.00 WAS rombongan Jokwoi itu sampai ke Masjid Nabawi. Mereka kemudian langsung shalat di Raudah dan mengunjungi makam Rasulullah SAW.

Rombongan berada di tempat itu sampai pukul 16.00 WAS. "Wah, shalat dan berada di Raudah saat itu rebutan juga. Masjid memang penuh sesak. Begitu juga ketika hendak ziarah ke makam Nabi, semuanya juga harus antre yang cukup panjang. Ya rasanya memang masih serba-tergesa-gesa."

Setelah melakukan shalat di Raudah dan berziarah ke makam Rasulullah, ketika matahari mulai beranjak ke barat, rombongan kembali ke bandara untuk balik ke Jeddah. Perjalanan ini pun dilakukan dengan kembali naik pesawat carteran yang memang menunggu mereka di Bandara Madinah. Menjelang Maghrib, mereka sudah sampai kembali ke Jeddah. Selanjutnya, mereka tinggal menunggu penerbangan Jeddah-Jakarta yang akan dilakukan sekitar pukul 21.00 WAS.

"Kami pulang dengan pesawat Garuda kembali. Kami tiba di Jakarta sekitar pukul 09.00 WIB. Jadi, kami melakukan umrah selama tiga hari dua malam saja. Ini jelas pengalaman luar bisa, dan yang luar biasa juga termasuk capainya," kata sang wartawan menegaskan.

* Tulisan lengkapnya ada di Buku: Tawaf Bersama Rembulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement