REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi meminta Pakistan tidak menyiapkan perjanjian haji 2020. Penghentian tandatangan kontrak ini dilakukan karena pandemi Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia.
Dalam surat yang dikirim ke Menteri Urusan Agama Noor-ul-Haq Qadri, Menteri Haji dan Umrah Saudi Mohammad Saleh bin Taher Benten mengatakan, seharusnya tidak ada kesepakatan atau kontrak saat ini karena kebijakan lockdown setelah Covid-19 menyebar di Arab Saudi.
Dikutip di Daily Times, Saleh menyebut Kerajaan Saudi terus memantau situasi dan kondisi terkait pandemi ini. Sesegera mungkin akan diinformasikan bila kondisi membaik terjadi di wilayah tersebut.
Pemerintah Pakistan kemudian mengonfirmasi mereka telah berhenti menandatangani kontrak transportasi dan perhotelan untuk pelaksanaan haji tahun ini. Juru bicara Kementerian Urusan Agama mengatakan Menteri Agama telah membahas masalah ini dengan tim dari Saudi yang meyakinkan jika kondisinya memungkinkan, haji pasti akan diadakan.
"Konsultasi hingga saat ini sedang berlangsung," ujar juru bicara tersebut, Selasa (31/3).
Awal bulan Maret ini, Kementerian Agama dan Keharmonisan Antaragama Pakistan telah melakukan pemungutan suara untuk skema haji pemerintah. Hampir 100 ribu jamaah haji dipilih untuk pergi ke Arab Saudi untuk melakukan Haji yang dijadwalkan berlangsung pertengahan tahun ini.
Jutaan Muslim dari seluruh dunia berkumpul setiap tahun di Makkah untuk melaksanakan ibadah haji, ziarah Muslim yang mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW lebih dari 1.400 tahun yang lalu. Perjalanan haji ini setidaknya dilakukan sekali dalam seumur hidup dan menjadi kewajiban bagi semua Muslim yang mampu. Total hampir dua hingga tiga juta orang berpartisipasi dalam ibadah ini setiap tahunnya.