REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemimpin Bina Wisata Tour & Travel Baluki Ahmad, mengaku tak melakukan hal apapun untuk mempersiapkan keberangkatan haji tahun ini. Sebab, ia menilai bahwa kepastian pelaksanaan haji yang belum diputuskan pemerintah, menjadi hal yang lebih penting dari pada pembinaan calon haji di tengah Physical distancing saat ini.
“Pelaksanaan manasik dan lainnya belum terlalu penting, itu bisa dilakukan, simple dan sebentar. Yang penting itu kepastian berangkat atau tidaknya, kami menunggu itu,” ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Rabu (1/4).
Baluki menambahkan, hingga kini tak ada imbauan apapun dari pihak Pemerintah Saudi ataupun Indonesia. Kecuali, mengharuskan pihaknya dan para Jemaah menunggu keputusan keberangkatan ibadah ke tanah suci atau tidaknya.
“Kalau memang tidak ada haji ya bilang tidak ada, tinggal dipayungi oleh pemerintah saja,” ujar dia yang juga merupakan ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh).
Dia mengaku, keputusan itu diharapkan menjadi kejelasan bagi pihaknya, terutama para Jemaah haji khusus dan reguler. Sebab, ia mengkhawatirkan bahwa kuota haji ke depannya akan terganggu.
“Biar ada kejelasan, kalau menunggu pemerintah Saudi juga sama saja, kita terkatung-katung,” kata dia.
Ibadah tahun ini, kata dia, sebenarnya sudah direlakan oleh pihaknya untuk tidak dilakukan. Namun demikian, tetap perlu ada keberanian dari pihak terkait untuk mengambil keputusan secepatnya disertai segala konsekuensinya.
“Orang kecewa ya kecewa, tapi bagaimana lagi,” ungkap dia.
Dia menuturkan, keberangkatan haji plus, berbeda dengan keberangkatan haji reguler dari pemerintah. Sebab, pihaknya harus melakukan semua pelaksanaanya, mulai dari transportasi, akomodasi dan lainnya. Di mana, hal tersebut ia nilai memerlukan peran lebih.
“Karena kuota kita juga terbatas. Apakah tahun ini ada kelipatan kuota atau tidak kita tidak tahu, karena kuota tahun depan juga dikhawatirkan akan tertindih dengan kuota sekarang yang bisa jadi tidak berangkat,” tutur dia.
Baluki mengaku, Biro perjalanan haji plus binaanya hanya akan memberangkatkan sedikit orang di tahun ini. Namun, demikian, dirinya juga menyayangkan belum ada kabar kepastian yang bisa disampaikan pada para jemaah.
“Kita tidak banyak, hanya satu bus saja. Jumlahnya juga tidak banyak yang saya kelola, tidak banyak,” kata dia.
Hal serupa juga diutarakan oleh Sekjen Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M Nur. Menurut dia, saat ini memang belum ada upaya pembatalan keberangkatan haji, meskipun waktu keberangkatan haji sudah semakin dekat.
Namun demikian, menurut dia, para penyelenggara haji masih akan melakukan kewajibannya, baik itu pelunasan pembayaran atau kesiapan lainnya. Dia menambahkan, physical distancing saat ini juga berpengaruh pada bimbingan yang akan dilakukan para Jamaah.
“Jadi Amphuri siapkan manasik online yang live streaming, dan diisi oleh berbagai ulama nasional, dan kami harapkan bisa terbagi ke seluruh anggota amphuri,” kata dia.
Dia menuturkan, pendaftaran yang saat ini dilakukan oleh calon jamaah sudah mencapai 13 ribu. Tetapi, kata dia, jumlah tersebut masih jauh dari kuota awal sebanyak 17 ribu Jemaah, di mana waktu pendaftaran saat ini hanya tinggal beberapa hari lagi.
“Ada dua masalah saat ini kenapa belum sesuai kuota, pertama dolar tinggi dan pandemic yang semakin luas. Kita berharap agar cepat selesai saja pandemic ini,” kata dia.
Terkait pelunasan pembayaran akomodasi, transportasi dan lainnya, Menurut Firman, belum dilakukan. Terlebih, pihaknya diimbau Saudi untuk reservasi dan membayar termin pertama dulu, tanpa ada imbauan untuk melunasi termin dua dan tiga.
“Kami baru menyelesaikan termin awal sebagai confirm reservasi kami di hotel,” kata dia.
Dia menerangkan. beberapa hari lalu pihaknya juga mendapat kabar bahwa kementerian Haji Saudi melalui Deplunya mengirim surat ke Deplu Indonesia yang ditujukan pada Menteri Agama. Di mana, hal tersebut mengisyaratkan untuk tidak melakukan pembayaran lanjutan terlebih dahulu.
“Disampaikan juga dari sumber lain bahwa kita tidak perlu deposit dulu. Padahal jangka waktu maksimal pelunasan biasanya dilakukan sebelum Ramadhan,” tuturnya.