Senin 13 Apr 2020 08:23 WIB

Tim Haji Pulang, Ini Kesepakatan yang Dibuat dengan Saudi

Tim layanan haji terbagi dalam tim akomodasi, konsumsi, dan transportasi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Tim Haji Pulang, Ini Kesepakatan yang Dibuat dengan Saudi. Bus shalawat yang melayani rute dari pemondokan ke Masjidil Haram, Makkah, Senin (5/8). Terminal Syib Amir melayani enam rute, antara lain Syisyah  Rawda, dan Jarwal.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Tim Haji Pulang, Ini Kesepakatan yang Dibuat dengan Saudi. Bus shalawat yang melayani rute dari pemondokan ke Masjidil Haram, Makkah, Senin (5/8). Terminal Syib Amir melayani enam rute, antara lain Syisyah Rawda, dan Jarwal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 34 petugas yang tergabung dalam tim penyedia layanan haji Indonesia di Arab Saudi telah tiba di Tanah Air. Mereka terbang bersama 55 jamaah umrah Indonesia yang sempat tertahan kepulangannya karena kebijakan karantina wilayah yang diberlakukan Arab Saudi.

Sebanyak 34 petugas tim penyedia layanan haji di Arab Saudi ini tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (10/4) pukul 02.00 WIB. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Nizar Ali mengatakan, setibanya di Cengkareng, mereka diperiksa berdasarkan protokol kesehatan bandara oleh tim dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Baca Juga

Pemeriksaan antara lain berupa pengecekan suhu tubuh minimal tiga kali, dengan alat tembak dan thermal screening. Dilakukan juga wawancara kesehatan menyangkut riwayat kesehatan dan kontak fisik selama di Arab Saudi, termasuk keluhan adanya demam, batuk, suhu tinggi, dan sesak napas.

Setelah pemeriksaan, KKP memberikan status clear screening bagi mereka yang dinilai lulus pemeriksaan kesehatan. "Alhamdulillah, semua dalam keadaan sehat dan tidak ditemukan tanda-tanda Covid-19," ujar Nizar Ali dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Senin (13/4).

Meski dinyatakan sehat dan lulus pemeriksaan kesehatan, sebagai langkah antisipasi mereka tetap harus melakukan isolasi selama 14 hari. Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, menjelaskan, 34 petugas ini terbagi dalam tiga tim, yaitu penyedia akomodasi, konsumsi, dan transportasi.

Tim penyedia akomodasi sudah melakukan kesepakatan dengan 152 hotel di Makkah, totalnya tersedia 208.296 kapasitas. Selain itu, ada empat hotel cadangan dengan 1.590 kapasitas.

Untuk akomodasi Madinah, tim telah mendapatkan 28 hotel dengan 26.520 kapasitas dengan sistem penyewaan musim penuh berdasarkan Rencana Perjalanan Haji Tahun 1441 H/2020 M.

"Tim penyediaan akomodasi tidak dapat melanjutkan negosiasi akomodasi Madinah karena jadwal penerbangan belum keluar. Jadwal ini dibutuhkan untuk konfigurasi penempatan dan menghitung ketercukupan pagu," ucap Endang.

Untuk konsumsi jamaah, tim telah menyelesaikan negosiasi dengan 39 penyedia konsumsi wilayah Makkah dan 17 penyedia konsumsi wilayah Madinah. Negosiasi juga sudah diselesaikan dengan 13 penyedia layanan konsumsi di Armina dan dua penyedia layanan konsumsi di bandara Jeddah.

Endang menambahkan, 13 perusahaan ikut mendaftar dalam penyediaan layanan transportasi antarkota perhajian (Madinah-Makkah-Jeddah atau sebaliknya) bagi jamaah haji Indonesia. Ada sembilan perusahaan yang mendaftar untuk layanan transportasi shalawat.

"Setelah dilakukan penilaian dokumen, 11 perusahaan memenuhi syarat administrasi untuk ikut dalam penyediaan transportasi antarkota perhajian. Sementara, untuk transportasi shalawat, sebanyak enam perusahaan yang memenuhi syarat," ujar Endang. Tim, menurut Endang, juga sudah melakukan kasyfiyah terhadap perusahaan-perusahaan tersebut.

Meski sudah menemukan perusahaan yang tepat, tim penyediaan transportasi belum bisa melanjutkan negosiasi. Pasalnya, perusahaan bus dan juga Naqabah mengacu pada arahan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk menunda segala bentuk kontrak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement