REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) optimis ibadah haji dapat dilaksanakan tahun ini. Amphuri menilai penangan Covid-19 yang dilakukan Kerajaan Saudi selama ini sudah sangat baik dan patut diapresiasi.
"Di tengah pandemik global Covid-19, ada secercah harapan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun ini bisa terlaksana," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI) Joko Asmoro melalui telekonferensinya, Senin malam (28/4) waktu Saudi.
Joko mengatakan, optimisme ini dapat dilihat sebagaimana Pemerintah Arab Saudi telah membuka kembali jam malam di sebagian kota. Seperti diketahui selama dalam penanganan pencegahan Covid-19 Pamerintah Saudi telah memberlakukan jam malam.
Joko mengatakan, sikap optimis Amphuri sebagai sebuah organisasi yang menaungi penyelenggara ibadah haji khusus ini, sejalan dengan harapan para calon jamaah haji yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini. Tentunya jika penyelenggaraan haji dapat dilaksanakan akan disesuaikan dengan kondisi-kondisi protokol kesehatan penanganan Covid-19.
"Bahwa Amphuri optimis penyelenggraan haji tahun ini dapat diselenggarakan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, sebagaimana harapan dari seluruh calon jamaah haji tahun ini yang akan berangkat," ujarnya.
Menurutnya, jika melihat perkembangan terkini dalam penanganan Covid-19 di Saudi yang dilakukan pemerintah Kerajaan Saudi selama ini sangat baik. Sehingga perlahan mampu meminimalisir penyebaran Covid-19. Ia memastikan bahwa, mulai hari Senin pihak Kerajaan Saudi juga telah mulai membuka kembali jam malam, meskipun, semua aktivitas masih tetap dalam pengawasan pihak berwenang dalam rangka pencegahan Covid-19.
"Saya dapat informasi bahwa mulai hari ini, Pemerintah Saudi telah mengizinkan kembali beroperasinya toko, mall, dan kafe di sebagian kota. Tentunya, ini menjadi pertanda baik,” katanya.
Joko menambahkan, sejak dua minggu lalu, Amphuri telah memberikan masukan-masukan kepada WHUC (World Hajj and Umrah Convention) dalam rangka melakukan survei yang selanjutnya disampaikan kepada Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi. Setidaknya ada 25 negara pengirim jamaah haji yang disurvei oleh WHUC, salah satunya adalah Indonesia, sebagai pengirim jamaah haji terbesar di dunia.
Selama ini, kata Joko, Amphuri dan WHUC telah menjalin kerjasama sejak 7 tahun lalu. Amphuri selalu aktif ikut dalam kegiatan-kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh WHUC. Terakhir, pada November 2019 lalu, sejumlah pengurus Amphuri hadir di acara tahunan WHUC Forum yang digelar London.
"Dalam kesempatan tersebut, Amphuri bertemu langsung dengan Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi untuk memperoleh masukan-masukan tentang program digitalisasi penyelenggaraan umrah yang telah dilaksanakan tahun ini," katanya.
Amphuri sendiri, lanjut Joko, di tengah kondisi pandemik Covid-19 saat ini, Amphuri sebagai organisasi perkumpulan biro travel haji dan umrah tidak tinggal diam begitu saja. Selain turut membantu dan terus melayani anggota yang terdampak, Amphuri juga tetap melakukan pembinaan kepada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan calon jamaah haji.
"Bagi calon jamaah haji khusus dengan mengadakan program manasik naji secara online," katanya.
Joko mengatakan, program manasik haji online ini dilakukan setiap hari selama bulan Ramadhan melalui saluran youtube Amphuri Channel. Ia berharap, melalui program ini para calon jamaah haji khusus dapat terus belajar ilmu soal haji dan menguatkan niat hajinya.
"Serta tidak lupa terus berdoa agar pandemik Covid-19 segera berakhir, sehingga penyelenggaraan haji dapat dilaksanakan pada tahun ini," katanya.
Joko juga menilai persiapan penyelenggaraan haji yang dilakukan oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi telah dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan protokol penanganan Covid-19. Inilah yang membuat Amphuri optimis bahwa penyelenggaraan haji dapat dilaksanakan pada tahun ini.
Terkait survei WHUC terhadap persiapan negara pengirim jamaah haji, melalui siaran persnya, Kementerian Agama (Kemenag) juga menyampaikan hal yang sama terkait upaya WHUC yang melakukan survei persiapan haji yang dilakukan negara-negara pengirim jamaah haji. Dalam siaran pers yang disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar saat membuka Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui telekonferensi mengatakan bahwa dari 25 negara yang disurvei salah satunya Indonesia.
“Dari 25 negara tersebut, salah satunya termasuk Indonesia, telah menyampaikan hasil survei kepada WHUC,” kata Nizar di Jakarta, Senin (27/4/2020).
Menurut Nizar, survei ini diselenggarakan kerjasama Biro Perencanaan Kementerian Haji dengan WHUC. Hasil survei ini nantinya akan dilaporkan kepada Menteri Haji dan Raja Salman sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan. “Hasil survei ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan untuk Kementerian Haji atau Raja Salman dalam mengambil kebijakan tentang penyelenggaraan haji 1441H/2020M,” ujarnya.
“Dari 25 negara yang berpartisipasi dalam pelaksanaan survei, sudah ada 15 negara yang mengembalikan formulir survei tersebut, termasuk Indonesia,” lanjutnya.
Dalam keterangan resminya, secara terpisah, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali juga menjelaskan survei yang dilakukan WHUC ini antara lain menggali informasi tentang persiapan dan langkah kesehatan yang diambil setiap negara dalam penanganan Covid-19. Selain itu, survei juga terkait kesiapan setiap negara jika kebijakan haji akan mempertimbangkan pembatasan aspek umur maksimal 50 tahun.
“Survei juga menanyakan tentang kesiapan negara jika harus ada karantina sebelum perjalanan dan ketika tiba di Saudi. Juga tentang kesiapan setiap negara jika ada pengurangan kuota sebanyak 20 persen,” ungkapnya.
Endang menambahkan, pihaknya juga telah mendapat informasi bahwa Arab Saudi mulai 27 April ini sudah tidak memberlakukan lagi jam malam untuk selain Makkah dan Madinah. “Ada informasi yang kami dapatkan bahwa ada perkembangan positif terkait penanganan Covid-19 di Arab Saudi. Sehingga, sejak hari ini, mall, toko, dan kafe sudah diperkenankan buka kembali. Ini kayaknya ada tanda-tanda baik buat kita,” ujarnya.
“Raja Salman juga telah menyetujui Majelis Kabinet terkait pelaksanaan MoU tentang Fast Track bagi negara-negara pengirim jamaah haji,” tandasnya.