REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Banyak negara di dunia telah menghentikan kegiatan konstruksi dan menunda berbagai proyek karena pandemi virus corona. Namun, tidak demikian halnya dengan Arab Saudi.
Negara di Timur Tengah ini meneruskan proyek-proyek giganya, termasuk proyek tanah air dari leluhurnya, Diriyah. Arab Saudi telah memulai kembali pekerjaan konstruksi pada tahap pertama dari Gerbang Diriyah dalam beberapa pekan terakhir ini.
Arab Saudi berencana mengubah Kota Tua seluas tujuh kilometer persegi itu menjadi salah satu destinasi budaya bersejarah yang utama di Arab Saudi. Kota Tua Diriyah berjarak 15 menit dari pusat kota Riyadh.
Kepala pemasaran di Otoritas Pengembangan Gerbang Diriyah, Danielle Ainslie, mengatakan investasi dalam peningkatan dan infrastruktur secara besar-besaran terus berlangsung meskipun iklim ekonomi yang kurang mendukung. Ia mengatakan, mereka benar-benar memulai pekerjaan dalam pengembangan budaya dan warisan sejarah terbesar di dunia itu. Ia menganggap pekerjaan pada proyek giga selama momen ini sebagai pesan global yang luar biasa.
"Terdapat ekonomi yang masih berkembang, dan Arab Saudi adalah salah satunya. Terlepas dari Covid-19, ini adalah bisnis seperti biasa dan fokusnya adalah pada Visi 2030 dan mewujudkan Visi 2030," kata Ainslie, dilansir di Arab News, Senin (15/6).
Proyek ini berjalan dengan baik dengan adanya tambahan baru dalam tim. Baru-baru ini, Putri Deena Nahar Al-Saud bergabung sebagai direktur senior dari pengalaman dan strategi merek. Putri Deena memiliki latar belakang yang luas dalam pengembangan bisnis dan passion untuk branding, desain dan pengalaman. Dia sebelumnya bekerja dengan Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional, di mana dia adalah anggota utama dalam tim visa pariwisata dan memimpin acara peluncuran visa pariwisata "Open Hearts, Open Doors."
Kepada Arab News, Senin (15/6), Putri Deena menggambarkan Diriyah sebagai lokasi favoritnya di kota itu. Menurutnya, Diriyah adalah sebuah ruang yang menyimpan kisah-kisah indah di masa lalu dan mengingatkannya pada masa depan yang menginspirasi bangsanya.
"Berada di dekat At-Turaif selalu membuatku tak bisa berkata-kata. Dinding di sekitar Istana Salwa luar biasa, dan saya bersyukur telah memulai perjalanan yang akan menampilkan Diriyah kepada dunia," katanya.
Pengembangan Gerbang Diriyah terinspirasi oleh At-Turaif, situs Warisan Dunia UNESCo yang merupakan tempat kelahiran Kerajaan Arab Saudi. Gerbang Diriyah dikatakan akan menjangkar visi untuk masa depan dengan permata dari masa lalu Saudi. Selanjutnya, Gerbang Diriyah akan menyatukan koleksi utama dari budaya, gaya hidup, pembelajaran, dan keramahtamahan Arab Saudi.
Pengembangan bangunan multi-fungsi itu akan menampilkan sejarah autentik berusia 300 tahun lebih dengan memberikan pengalaman warisan sejarah, memberdayakan pendidikan, hiburan kelas dunia, gaya hidup terkemuka, dan belanja serta santapan yang semarak. Disatukan oleh identitas budaya autentik yang melampaui waktu, Diriyah akan menjadi tempat yang penting secara historis bagi orang Arab Saudi.
Salah satu bagian dari fase operasional ini adalah restorasi (pemulihan) dari Wadi Hanifa, sebuah lembah yang membentang beberapa kilometer yang menciptakan lanskap luar biasa. Ainslie menggambarkan alasan di balik keberadaan Turaif di mana bagian utama dari proyek ini akan mencakup penanaman kembali sekitar 20 ribu pohon kurma bersejarah tahun ini.
Pihaknya hendak menciptakan ruang publik gratis untuk dinikmati semua orang, seperti London yang memiliki Hyde Park dan new York dengan Central Park-nya. Diriyah akan memiliki ruang publik gratis sendiri. Sementara para peneliti tengah menyelidiki sejarah area dan tetap pada lanskapnya, menanam tanaman autentik yang secara historis tumbuh di daerah itu.
"Oasis alami atau wadi itu adalah alasan utama penyelesaian dilakukan di sana, bahkan sebelum negara Arab Saudi pertama, dan hari ini adalah salah satu tujuan utama untuk membawanya kembali ke keadaan semula," kata Putri Deena.
Pemulihan wadi akan menciptakan salah satu taman terbesar dan terindah di Kerajaan dengan tiga zona, yakni zona budaya dan warisan, zona hidup, dan zona ekowisata. Pihaknya telah memulai proses penanaman kembali pohon dan bukan hanya pohon palem, tetapi juga tanaman lain yang asli dari Diriyah.
"Ketika saya menutup mata dan memikirkan Diriyah, saya memikirkan pohon-pohon palem. Jadi, mengembalikan wadi ke taman yang indah ini akan menjadi sangat penting," kata Ainslie.
Di Wadi itulah, keluarga di Arab Saudi dapat menikmati piknik atau sekadar minum kopi di malam hari. Menurut Ainslie, pengembangan Diriyah dan Wadi itu akan menyediakan kembali tempat bagi keluarga-keluarga di Arab Saudi berkumpul dan bertemu sembari menikmati iklim dengan angin sejuk nan pemandangan hijau.
Sementara itu, ia telah memulai pekerjaan di Bujairi, untuk meningkatkan infrastruktur dan membuat akses lebih mudah untuk sampai disana untuk menikmati situs Wadi Hanifa dan situs bersejara At-Turaif. Bujairi juga menjadi tujuan untuk tempat makan. Dari kemewahan dan santapan hingga restoran lokal dan food hall, Diriyah akan menyediakan sesuatu untuk dinikmati semua orang.
"Diriyah sudah merupakan tempat berkumpul yang luar biasa dan apa yang kami bangun adalah salah satu tempat berkumpul terbesar di dunia. Dan jelas, bagian penting dari itu adalah santapan dan makanannya, itu adalah alasan nyata mengapa orang datang berkunjung," ujar Ainslie.
Selama bertahun-tahun, nilai sejarah dan pemandangan di Diriyah memang telah menarik banyak pengunjung datang ke sana. Tempat ini menjadi situs yang wajib dikunjungi saat Arab Saudi membuka pintunya bagi dunia.
"Anda tidak pergi ke Mesir tanpa melihat piramida. saya tidak ingin orang-orang datang ke Arab Saudi tanpa melihat At-Turaif," kata Ainslie.
Sumber: https://www.arabnews.com/node/1689896/saudi-arabia