REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Haji dan Umroh Rabithah Haji Ade Marfuddin menilai, pengawasan menjadi kunci sukses tidaknya penyelenggaraan haji terbatas tahun ini oleh Arab Saudi. Proteksi dini menjadi hal yang perlu diutamakan dan masuk ke dalam protokol virus corona jenis baru (Covid-19) dalam haji.
“Pengawasannya itu jadi kunci. Proteksi dini jamaah-jamaah yang bergejala, atau sakit, itu harus dikenali sedari awal. Agar resiko penularan bisa ditekan,” kata Ade saat dihubungi Republika.co.id, Rabu malam (1/7).
Dia menjelaskan dalam kondisi berbeda seperti sekarang ini, pelaksanaan haji terbatas oleh Arab Saudi dapat saja dilakukan. Apalagi dengan jumlah jamaah yang minim, Ade menyebut akan lebih leluasa bagi Arab Saudi mengelola pergerakan jamaah.
Misalnya, dia memprediksi Pemerintah Arab Saudi akan menyiapkan tim pengawas panitia haji yang memahami standar protokol kesehatan Covid-19. Sehingga gejala ataupun indikasi sakit yang terlihat dapat ditanggulangi dengan sigap.
Ia juga membeberkan bahwa ada kemungkinan aktivitas dan ritual hajinya pun bisa saja dibuat per kelompok. Misalnya dalam melempar ritual melempar jumroh, para jamaah dibatasi per lima orang yang diperkenankan masuk secara bergantian.
“Jadi saya membayangkan haji tahun ini akan sangat sunyi. Dan ini bisa saja jauh dari penyebaran Covid-19,” ujarnya.