REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi dikabarkan telah menuntaskan seleksi elektronik dokumen pendaftaran haji. Pendaftaran mereka yang ingin berhaji sebelumnya dibuka pada 10 Juli.
Dilansir dari Asharq Al-Awsat pada Rabu (15/7), para pendaftar haji berasal dari 160 warga negara berbeda. Mereka ingin memaksimalkan kesempatan haji tahun ini yang kuotanya banyak diberikan pada ekspatriat.
Kerajaan Saudi memutuskan penyelenggaraan ibadah haji dilakukan terbatas tahun ini. Hanya mereka pemukim di Saudi yang bisa berhaji baik itu warga lokal atau ekspatriat.
Keputusan ini diambil menyusul pandemi covid-19 yang tak kunjung reda. Saudi tak mau ambil resiko dengan menjalankan haji layaknya dalam kondisi normal.
Tercatat, 70 persen kuota haji diberikan pada ekspatriat yang tinggal di Saudi. Sisanya diberikan pada warga Saudi yang mayoritas bekerja di bidang medis, militer dan mereka yang telah sembuh dari covid-19.
Diperkirakan Saudi hanya mengizinkan seribu jamaah haji saja tahun ini. Ibadah haji nantinya wajib mengikuti protokol kesehatan pencegahan covid-19. Diantaranya jaga jarak, cuci tangan, pakai masker. Pihak Saudi akan menyediakan hand sanitizers, papan pengumuman dan kebutuhan lain bagi para jamaah.
Para jamaah haji yang terpilih wajib mengikuti tes covid-19 sebelum diizinkan menunaikan haji. Kemudian setelah sukses berhaji, mereka diharuskan karantina diri selama dua pekan. Jika berusia di atas 65 tahun atau punya penyakit kronis, maka dilarang menunaikan haji tahun ini. Rizky surya