REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Atas nama Raja Salman, Gubernur Makkah Pangeran Khalid Al-Faisal pada Rabu (22/7), kiswah (kain hitam) Ka'bah diserahkan kepada pengasuh senior Ka'bah, Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Shaibi. Kiswah akan diganti pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah. Hal ini dilakukan dengan mengikuti jejak Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, dan teman-temannya.
"Ka'bah ditutupi sekali putih, sekali merah, dan sekali hitam, dan pilihan warna didasarkan pada cara finansial di setiap zaman," kata Direktur Pusat Sejarah Makkah, Fawaz Al-Dahas dilansir dari laman Arab News, Jumat (24/7).
Dilaporkan setelah penaklukan Makkah pada tahun Hijriah kesembilan, Nabi menutupi Ka'bah dengan pakaian Yaman saat ia melakukan ziarah perpisahan. Kiswah diganti setahun sekali selama haji setelah para jamaah pergi ke Gunung Arafat. Hal itu sebagai persiapan untuk menerima jamaah keesokan paginya, bertepatan dengan Idul Adha.
Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci telah mengangkat bagian bawah Kiswah sekitar tiga meter. Kemudian menutupi area yang dinaikkan dengan kain katun putih dengan lebar sekitar dua meter dari keempat sisi.
Langkah ini dirancang sebagai tindakan pencegahan untuk menjaga kebersihan, dan keamanan Kiswah dan mencegahnya. Warna-warna penutup Ka'bah telah terlihat adanya perubahan reguler selama berabad-abad.
Nabi Muhammad menutupinya dengan kain putih bergaris-garis Yaman, dan Abu Bakar Siddiq, Umar bin Al-Khattab, dan Utsman bin Affan menutupinya dengan kain putih. Sementara Ibn Al-Zubayr menutupinya dengan brokat merah.
Selama era Abbasiyah, itu ditutupi sekali dengan putih dan sekali merah. Sedangkan Sultan Seljuk menutupinya dengan brokat kuning. Khalifah Abbasiyah Al-Nassir mengubah warna Kiswah menjadi hijau, dan kemudian menjadi brokat hitam. Warna itu tetap dipakai hingga hari ini.
Kain Qubati dibawa dari Mesir, dan merupakan salah satu jenis kain terbaik yang digunakan untuk menutupi Ka'bah. Kiswah Yaman juga merupakan kain berkualitas dan paling terkenal saat itu.
Terkait mengapa warna berubah selama berabad-abad, Al-Dahas mengatakan, putih merupakan warna paling cerah, tetapi tidak tahan lama. Seringkali kain putih menjadi sobek, kotor, dan tidak murni ketika jamaah menyentuhnya. Karena tidak praktis atau tahan lama diganti dengan brokat hitam-putih dan shimla, yang digunakan untuk menutupi tenda-tenda Arab.
"Beragam keuangan mengendalikan jenis kain yang digunakan untuk kiswah Ka'bah. Kiswah dulu sering diganti setiap kali kain tersedia. Inilah yang terjadi di era Kekhalifahan, Bani Umayyah, dan Abbasiyah," kata Al-Dahas.