REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan ibadah haji 2020 telah resmi berakhir, Ahad (2/8). Selanjutnya, jamaah haji kembali ke rumah masing-masing dan menjalani isolasi mandiri.
Sepulangnya dari ibadah haji tersebut, jamaah tentunya membawa banyak kenangan berharga dari perjalanan haji dan pelajaran yang kemudian bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menunaikan haji, nilai spiritual yang didapatkan pun meningkat dan diharapkan kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Namun, bagi banyak orang, perasaan demikian dapat dengan cepat memudar begitu tiba di tanah air. Sebab, kontrasnya antara lingkungan di tanah suci dan di rumah masing-masing.
Selama menunaikan ibadah di Madinah, Makkah, Mina, Arafah dan Muzdalifah, jamaah seperti merasakan pengalaman di dunia lain. Sebab di sana, jauh dari keluarga dan tanggung jawab kehidupan lain, seperti pekerjaan dan rumah. Jamaah hanya fokus untuk ibadah.
Jamaah hanya pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat lima waktu dan menyelami pengetahuan Islam lainnya selama di tanah suci. Namun, begitu tiba di rumah setelah pulang dari haji, jamaah dihadapkan kembali pada lingkungan yang sulit, kemalasan, dan dosa.
Namun, terlepas dari semua keuntungan luar biasa dari pekan-pekan yang dihabiskan sebagai tamu Allah itu, mempertahankan spiritual yang tinggi dalam keadaan di lingkungan rumah masing-masing tampaknya sulit. Padahal, seyogyanya setelah berhaji, keimanan dan ketakwaan serta ibadah kita semakin meningkat di masa-masa sisa hidup kita.
Dalam keadaan demikian, haji seolah sebagai tempat sementara yang tidak dapat dipertahankan seiring berlalunya waktu. Akan tetapi, sikap demikian tentunya keliru. Karena dengan niat yang benar dan doa yang tulus serta upaya yang gigih, bukan hal mustahil tetap mempertahankan semangat haji dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi pribadi yang lebih baik setelah berhaji.
Berikut enam langkah yang Insya Allah dapat membantu melindungi diri dari tergelincir ke dalam kemunduran, sehingga kita bisa mempertahankan haji mabrur seumur hidup, seperti dilansir di laman About Islam, Selasa (4/8).
Jadilah duta haji
Haji bukan berarti secara agama kini Anda lebih baik daripada yang lain. Namun, gelar 'haji' merupakan tanggung jawab. Setelah berhaji, berarti kita memulai kehidupan baru. Karena itu, bersikaplah rendah hati, menginspirasi orang lain untuk pergi haji, dan berupaya menjalani haji sebaik mungkin.
Konsisten dalam ibadah
Dalam sebuah hadits disebutkan, perbuatan yang paling dicintai dalam pandangan Allah adalah yang konsisten, bahkan jika jumlahnya sedikit. Karena itu, kita tidak perlu mempertahankan tingkat ibadah yang sama seperti dilakukan saat berhaji. Namun, kita bisa melakukan ibadah-ibadah yang kecil lainnya, namun tetap dilakukan dengan konsisten dan tulus.