Sabtu 22 Aug 2020 13:35 WIB

Arab Saudi Ogah Buru-Buru Implementasi Vaksin Covid-19

Arab Saudi akan gunakan vaksin Covid-19 setelah disetujui otoritas obat dan makanan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Arab Saudi Ogah Buru-Buru Implementasi Vaksin Covid-19.
Foto: REUTERS/Ahmed Yosri
Arab Saudi Ogah Buru-Buru Implementasi Vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Menteri Kesehatan Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah menyatakan tak akan menggunakan vaksin Covid-19 jika belum disetujui Otoritas Obat dan Makanan Arab Saudi (SFDA). Arab Saudi sedang bekerja sama dengan Inggris, Rusia, Amerika Serikat, dan China dalam pembuatan vaksin tersebut.

"Kepemimpinan Arab Saudi mengizinkan melakukan apa saja yang dibutuhkan agar vaksin segera tersedia, tapi keamanan vaksin dan prosedurnya juga sangat penting ketika menyetujui penggunaannya untuk perawatan pasien Covid-19," kata Al-Rabiah dilansir dari Arab News, Sabtu (22/8).

Baca Juga

Vaksin Covid-19 sedang dalam tahap pengujian oleh masing-masing negara yang bekerja sama dengan Arab Saudi. Nantinya ketika vaksin itu disetujui oleh SFDA, maka barulah digunakan.

Al-Rabiah mengklaim situasi Covid-19 di Arab Saudi terbilang stabil. Ia menyatakan layanan kesehatan dan tes Covid-19 tersedia bagi siapa saja.

 

"Jumlah tes dalam sehari bisa mencapai 70 ribu. Tingginya jumlah tes membantu menemukan penderita Covid-19 lebih cepat agar bisa segera ditangani," ujar Al-Rabiah.

Al-Rabiah menyebut tingginya penderita Covid-19 di Arab Saudi sebagai hasil deteksi masif. Deteksi itu dianggapnya efektif menekankan angka kematian akibat Covid-19.

"Jumlah kematian di Saudi sangat kecil dibanding tingginya kasus.  Bahkan jumlah kematian di Saudi paling rendah diantara negara G20," ucap Al-Rabiah.

Berdasarkan data Jumat (21/8), jumlah penderita Covid-19 di Saudi mencapai 305.186 orang dimana 277.067 orang diantaranya sudah sembuh. Masih tersisa 24.539 pasien yang menjalani perawatan. Adapun angka kematian berada di 3.580 kasus. 

Baca juga: Undang Ulama Saat Misa, Pastor Ini Disebut Pengkhianat

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement