Rabu 26 Aug 2020 16:01 WIB

Pengacara: Tak Ada yang Tahu Keberadaan Pangeran Bin Nayef

Pangeran Mohammed bin Nayef ditahan otoritas Arab Saudi.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Pengacara: Tak Ada yang Tau Keberadaan Pangeran Bin Nayef. Mantan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Nayef
Foto: EPA/Olivier Douliery
Pengacara: Tak Ada yang Tau Keberadaan Pangeran Bin Nayef. Mantan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Nayef

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pengacara mantan putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Nayef menyatakan tidak pernah tahu di mana kliennya ditahan. Sambungan telepon pun nampaknya selalu diawasi oleh Kerajaan.

"Mereka tidak tahu di mana dia ditahan, semua percakapan telepon (dengan pangeran) sangat dangkal, ini situasi yang cukup mengerikan. Tidak ada yang bisa menjenguknya. Mereka (para pangeran) belum didakwa secara resmi," kata pengacara dilansir dari Middle East Eye, Selasa (25/8).

Baca Juga

Ia menuturkan, keberadaan Pangeran Mohammed bin Nayef, saudaranya Pangeran Nawaf dan pamannya Pangeran Ahmed bin Abdulaziz tidak diketahui sejak pasukan keamanan menangkap mereka pada Maret lalu. Bahkan Kerajaan juga telah memblokir dokter pribadi dan keluarga untuk mengunjunginya. 

Menurut pengacara, penangkapan tersebut tidak lain atas perintah Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Penangkapan karena rencana kudeta dari ketiganya yang curiga dengan naiknya MBS yang begitu cepat menjadi putra mahkota saat ini.

Mohammed bin Nayef (60 tahun) digulingkan oleh MBS, sepupunya sendiri pada Juni 2017. Alasan pemberhentian kala itu terkait kondisi Nayef yang menderita masalah kesehatan.

Padahal politik Arab Saudi memandang, alasan penggulingan adalah karena Nayef (60) merupakan saingan politik MBS yang terkuat untuk meraih takhta kerajaan. Pangeran Nawaf dan Pangeran Abdulaziz sedang melakukan retret di padang pasir bersama-sama ketika mereka ditahan pada Maret. Pangeran Nawaf harusnya dibebaskan bulan ini, tetapi belum ada informasi mengenai keberadaan dua pangeran lainnya. 

Salah seorang pengacara mengajukan gugatan di AS setelah mantan pembantunya, Saad al-Jabri, menceritakan kondisi Nayef. Dalam gugatannya, Jabri juga menuduh MBS menahan dua anaknya, Sarah (20) dan Omar (22) pada Maret lalu.

Keduanya ditahan tanpa komunikasi, dengan pemerintah Saudi tampaknya berusaha menekan Jabri untuk kembali ke Kerajaan. Keluarga Jabri juga berbicara tentang keprihatinan mereka terhadap pangeran dan anak-anaknya. 

Tak lama setelah keluarga Jabri mengumumkan keprihatinan mereka terhadap anak-anak mereka, Pangeran bin Nayef secara resmi meminta agar laporan banknya sendiri dikirimkan kepadanya - permintaan yang dikhawatirkan pengacaranya dibuat di bawah tekanan.

"Kondisi (Pangeran Mohammed bin Nayef) saat ini dan fakta tidak ada sumber independen yang dapat memverifikasi kesejahteraannya menunjukkan instruksi apa pun yang mengaku berasal darinya tidak boleh ditindaklanjuti, karena tampaknya tidak dibuat sah atas kemauannya sendiri," kata kuasa hukum.

Perwakilan hukum juga mencatat mereka khawatir istri dan dua putri Pangeran bin Nayef yang dilarang meninggalkan Arab Saudi dapat menjadi sasaran sebagai cara menekan mantan putra mahkota. Otoritas Arab Saudi belum mengomentari secara terbuka baik kasus Jabri atau Pangeran bin Nayef.

Seseorang yang dekat dengan pengadilan Kerajaan mengatakan, pihak berwenang Saudi percaya Jabri memimpin tim di kementerian dalam negeri yang diduga salah membelanjakan 11 miliar dolar AS, sekitar 4 miliar sampai 6 miliar dolar AS yang diduga disalahgunakan dan diselundupkan ke luar negeri. Keluarga Jabri menepis tuduhan korupsi terhadapnya, dengan mengatakan tuduhan itu bermotif politik. 

Sementara itu, Jabri menuduh Raja Salman dan putranya mencelupkan tangan mereka ke dalam dana kontraterorisme Kementerian Dalam Negeri, senilai puluhan juta riyal dalam sebulan.

https://www.middleeasteye.net/news/former-saudi-crown-prince-mohammed-bin-nayef-lawyers-sound-alarm

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement