IHRAM.CO.ID, TABRIZ – Museum Azarbaijan terletak di sekitar Masjid-e-Kabud atau disebut Masjid Biru yang megah. Museum ini dirancang oleh arsitektur Prancis, Andre Godard dan dibangun oleh rekan-rekan Iran.
Dari pintu masuknya terlihat portal bata besar dengan pintu kayu besar yang dijaga oleh dua tiang batu. Memasuki museumnya, ada berbagai macam stempel administrasi dan perdagangan serta koin yang dicetak oleh banyak penguasa. Termasuk Kekaisaran Achaemenid yang perkasa dipajang sekitar 550-330 SM.
Museum terdiri dari berbagai ruang pameran, beberapa ruang kantor, perpustakaan, dan restoran kecil. Saat melangkah ke dalam, orang mungkin tertarik dengan beberapa patung perunggu tinggi di taman. Patung itu yang berdiri di dekat prasasti yang mengesankan dan benda-benda batu yang sebagian besar berasal dari zaman Islam.
Beberapa peninggalan penting yang ada di museum termasuk peninggalan yang digali dari Tepe Hasanlu dan situs Zaman Besi yang terletak di kota Naghadeh tidak jauh di selatan Danau Urmia. Ada juga helm tembaga berusia ribuan tahun yang luar biasa dan jalinan ulang karpet 'Ardebil' terkenal yang diperhitungkan menjadi salah satu terbaik yang pernah dibuat. Aslinya dipajang dengan indah di Museum Victoria & Albert di London.
Museum ini dipenuhi pula dengan dokumen kertas langka, potongan tembikar, kerajinan logam, barang pecah belah, tekstil tenunan tangan, kayu, karpet, manuskrip, tempat lilin, dan peninggalan arkeologi. Selain itu ada pameran tunggal yang didedikasikan untuk pahatan alegori kehidupan dan perang yang dibuat oleh pematung Iran Ahad Hosseini.
Dilansir di Tehran Times, Selasa (20/10) terdapat aula yang menampilkan beberapa sisa-sisa dan barang-barang pribadi dan foto-foto yang berkaitan dengan Revolusi Konstitusional Persia atau Enghelab-e Mashruteh. Itu berlangsung antara tahun 1905 dan 1911 yang mengarah pada pembentukan parlemen di Persia (Iran) selama era Qajar.
Selain menyimpan peninggalan Islam, pengunjung dapat menemukan karya seni penting dari negara-negara Eropa. Seperti patung perunggu dan potongan buatan tangan yang terbuat dari gading dan tulang, serta lukisan cat minyak di atas kanvas.
Museum ini memang tidak terlalu besar, tapi barang yang dipamerkan sangat bagus. Museum ini diakses melalui pintu yang diapit oleh dua domba jantan batu usia Urartu sekitar 800 SM terdiri dari tiga ruangan besar. Yaitu di lantai dasar, di lantai pertama, dan di ruang bawah tanah. Di lantai dasar adalah rumah bagi penemuan arkeologi dari berbagai tepe atau benteng yang ditinggikan, khususnya dari situs Hasanlu, barat daya Danau Urmia.
Ada penemuan yang paling mengejutkan pengunjung yakni, dua tas kecil aneh terbuat dari batu abu-abu kehijauan, dipahat, dan didekorasi dengan terampil. Keterangan museum menyebut tas kecil itu berfungsi saat upacara sebagai simbol kekayaan.
Banyak barang lain milik semua periode sejarah Persia hingga dinasti Qajar termasuk patung, keramik, cangkir, peralatan makan perak, permata, senjata, stucco, dan batu dengan tulisan berharga, baik dari zaman Achaemenid maupun abad pertengahan. Ada juga rekonstruksi makam Zaman Besi yang mengesankan dengan dua kerangka yang digali di Masjid Biru di dekatnya.