IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Muslim mana yang menolak jika berkesempatan ke Makkah dan Madinah guna menunaikan umroh atau haji. Allah menjanjikan ganjaran pahala ratusan kali lipat ketika melakukan ibadah disana. Sayangnya, pandemi Covid-19 yang melanda dunia menjadi hambatan.
Pemerintah Arab Saudi menutup pintu ibadah ke Tanah Suci sejak Maret tahun ini karena ganasnya Covid-19. Saudi tak mengizinkan warganya sendiri atau warga asing beribadah haji dan umroh. Bahkan sekadar sholat di Masjidil Haram hanya diizinkan bagi pengurus masjid.
Saudi melunak ketika membuka ibadah haji bagi yang tinggal di negeri kaya minyak itu. Saudi menerapkan protokol kesehatan (prokes) bagi ribuan jamaah haji hasil seleksi administrasi dan pemberian pemerintah.
Masyarakat di seluruh dunia dapat menyaksikan ibadah haji tahun ini dalam balutan prokes. Menyusul pada 1 November, Saudi akhirnya setuju menerima kedatangan jamaah umroh dari luar negaranya.
Kabar ini lantas menjadi berita menggembirakan bagi Muslim di Tanah Air. Mereka yang telah menunggu setengah tahun berharap besar bisa menunaikan umroh. Apalagi ada 59.757 jamaah umroh yang sudah mendapatkan nomor registrasi. Mereka sudah mendaftar di Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan sudah diinput dalam Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh).
Khanza Fadli jadi salah satu yang beruntung bisa ikut dalam rombongan umroh perdana asal Indonesia di masa pandemi. Khanza berangkat lewat Kano Mas Travel pada Ahad (1/11). Fadli mendaftar umroh pada bulan lalu setelah tahu Kano Mas membuka keberangkatan umroh.
"Kebetulan, alhamdulilah saya bisa berkesempatan ikut dalam rombongan ini," kata Fadli pada Ihram.co.id di Terminal 3 Bandara Soetta jelang keberangkatannya, Ahad (1/11).
Pria asal Jakarta itu telah memperoleh sosialisasi dan edukasi mengenai prokes selama umrah. Ia siap mematuhi prokes diantaranya pakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan sejak sebelum berangkat, setibanya di Tanah Suci hingga kembali ke Indonesia.