Selasa 03 Nov 2020 18:16 WIB

Austria Buru Pria Bersenjata Teror Mematikan

Penembakan Wina: Pria bersenjata diburu setelah serangan 'teror' yang mematikan

Petugas keamanan berjaga setelah terjadi serangan teror di ibu kota Austria pada Senin malam (
Foto:

Di Twitter, Kurz mengatakan, "Kami (austria) mengalami jam-jam sulit di republik ini,'' katanya seraya menambahkan bahwa tentara akan mengambil alih keamanan gedung-gedung utama di Wina.

"Polisi kami akan bertindak tegas terhadap para pelaku serangan teroris yang mengerikan ini. Kami tidak akan pernah membiarkan diri kami diintimidasi oleh terorisme," tegasnya.

A man holds his hands up as police officers check him on a street after exchanges of gunfire in Vienna, Austria November 2, 2020

Keterangan foto: Seorang pria mengangkat tangannya saat petugas polisi memeriksanya di jalan setelah baku tembak di Wina, Austria 2 November 2020. (Reuter)

A number of people have been taken to hospital, including some with serious injuries

Keterangan foto: Sejumlah orang telah dibawa ke rumah sakit, termasuk beberapa dengan luka serius (Reuters).

 

Austria sampai sekarang terhindar dari jenis serangan yang melanda negara-negara Eropa lainnya. Para pemimpin di seluruh wilayah mengutuk penembakan itu, dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Eropa tidak boleh "menyerah" dalam menghadapi serangan.

"Kami, rakyat Prancis, berbagi keterkejutan dan kesedihan dengan rakyat Austria, malam ini dilanda serangan di jantung ibu kota mereka, Wina. Setelah Prancis, seorang teman kami diserang. Ini Eropa kami. Musuh kami harus tahu siapa yang mereka hadapi, " katanya.

Tiga orang tewas dalam serangan pisau di sebuah gereja di kota Nice, Prancis pekan lalu, dalam apa yang dikatakan Macron sebagai "serangan teroris Islam".

Perdana Menteri Inggris juga mengatakan negara itu bila pikirannya berada pada rakyat Austria."Kami bersatu dengan Anda melawan teror," sementara Menteri Dalam Negeri Priti Patel mengatakan "kami siap untuk mendukung dengan cara apapun yang kami bisa".

Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyebutnya sebagai tindakan pengecut yang melanggar kehidupan dan nilai kemanusiaan.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyebut penembakan itu sebagai "tindakan keji" dan menyatakan "solidaritas" dengan Austria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement