Sabtu 14 Nov 2020 15:02 WIB

Ma'ruf: Riset Modal Kuasai Pasar Halal Dunia

Peningkatan industri produk halal salah satu fokus pengembangan ekonomi syariah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ani Nursalikah
Ma'ruf: Riset Modal Kuasai Pasar Halal Dunia. Kaca yang dipasangi stiker sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Senin (12/10). Undang-undang (UU) Cipta Kerja Pasal 35A ayat 2 berdampak mengubah regulasi penerbitan sertifikasi halal di Indonesia dengan memberikan alternatif sertifikasi halal kepada Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJH) apabila MUI tidak dapat memenuhi dalam batas waktu yang telah ditetapkan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ma'ruf: Riset Modal Kuasai Pasar Halal Dunia. Kaca yang dipasangi stiker sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Senin (12/10). Undang-undang (UU) Cipta Kerja Pasal 35A ayat 2 berdampak mengubah regulasi penerbitan sertifikasi halal di Indonesia dengan memberikan alternatif sertifikasi halal kepada Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJH) apabila MUI tidak dapat memenuhi dalam batas waktu yang telah ditetapkan. Republika/Putra M. Akbar

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan perlunya riset produk halal untuk pengembangan industri produk halal Indonesia. Ia menilai riset bisa mengetahui produk-produk halal yang bermanfaat, diminati oleh pasar, dan memiliki nilai komersil yang tinggi.

"Di sinilah saya memandang pentingnya webinar kali ini yang berfokus pada riset halal. Tanpa riset yang kuat, kita sulit untuk bersaing apalagi mampu menguasai pasar halal dunia,” kata Ma’ruf dalam siaran persnya usai "Webinar the 4th International Halal" yang disiarkan secara daring, Sabtu (14/10).

Baca Juga

Ma'ruf mengingatkan, peningkatan industri produk halal merupakan salah satu fokus dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Namun demikian, kesuksesan industri produk halal tersebut sangat tergantung dari kemampuan untuk mengembangkan produk-produk halal yang bermanfaat, diminati oleh pasar, dan memiliki nilai komersil yang tinggi.

Karena itu, diperlukan riset yang kuat agar produk halal Indonesia mampu menguasai pasar halal dunia. Ma'ruf menyampaikan, data The State of Global Islamic Economy Report 2019/2020 tentang pengeluaran konsumen Muslim dunia untuk makanan dan minuman halal, pariwisata ramah Muslim, halal lifestyle, serta farmasi halal yang mencapai 2,2 triliun dolar AS pada 2018. Jumlah ini bahkan diproyeksikan akan mencapai 3,2 triliun dolar AS pada 2024.

Oleh karena itu, Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia harus mampu memanfaatkan potensi ini. “Kita harus dapat memanfaatkan potensi pasar halal dunia ini dengan meningkatkan ekspor kita yang saat ini baru berkisar 3,8 persen dari total pasar halal dunia. Kita perlu bersungguh-sungguh untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia,” kata Ma'ruf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement