Senin 16 Nov 2020 22:30 WIB

Kebakaran di Sumur Minyak India Padam Setelah 5 Bulan

Sumur minyak di Assam, India meledak dan mengeluarkan gas alam

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Bendera India (Ilustrasi).
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, DISPUR -- Kebakaran besar di sumur minyak negara bagian Assam, India yang berlangsung selama lima bulan akhirnya berhasil dipadamkan, Ahad (15/11) waktu setempat.

Juru bicara Oil India Tridiv Hazarika mengatakan, bahwa api kini telah padam 100 persen. "Api sumur itu telah mati dengan larutan air garam dan sekarang bisa dikendalikan," ujar Hazarika dikutip laman Aljazirah, Senin (16/11).

Baca Juga

Dia mengatakan, bahwa sumur itu belum ditutup. "Tidak ada tekanan di sumur sekarang dan akan diobservasi selama 24 jam untuk memeriksa apakah ada jumlah migrasi gas dan peningkatan tekanan," kata Hazarika.

Insinyur dari Oil India Limited (OIL) yang dikelola negara telah memerangi kobaran api di negara bagian Assam sejak ledakan pada 9 Juni. Ledakan itu terjadi beberapa pekan setelah sumur minyak meledak dan mulai mengeluarkan gas alam dalam jumlah besar.

Sekurangnya dua karyawan perusahaan milik negara itu tewas dalam ledakan. Ledakan menyebabkan dinding api dan gumpalan asap besar ke langit. Seorang pekerja ketiga meninggal pada September setelah kecelakaan di lokasi tersebut.

Para ahli dari Singapura, Amerika Serikat dan Kanada bergabung dalam upaya untuk mengatasi kobaran api. Bencana tersebut telah merugikan Oil India lebih dari 30,5 juta dolar AS pada akhir September.

Ribuan penduduk desa di distrik Tinsukia telah dipindahkan ke kamp bantuan setelah kobaran api dimulai. Seorang petani yang tinggal di samping lokasi sumur minyak mengatakan rumahnya rusak akibat kebakaran dan berharap kerugiannya akan dikompensasikan sepenuhnya.

"Bahkan jika api padam, kami tidak mungkin pergi dan tinggal di rumah itu lagi, kami kehilangan bukan hanya sapi, kambing, ladang, tanaman, tetapi juga kedamaian mental dan fisik kami," kata Akheshwar Chetia kepada surat kabar The Indian Express.

Ladang minyak Baghjan berada di sebelah Taman Nasional Dibru-Saikhowa dan merupakan habitat lahan basah dari beberapa spesies yang terancam punah, termasuk harimau dan gajah. Wilayah itu juga merupakan rumah bagi beberapa suaka burung.

Institut Satwa Liar India mengatakan dalam laporan Juli bahwa tumpahan minyak telah membawa dampak skala besar pada kehidupan tumbuhan dan hewan setempat. "Racun yang dilepaskan diketahui memiliki persistensi jangka panjang di tanah dan sedimen, yang tidak hanya akan mempengaruhi kondisi kehidupan saat ini, tetapi karena pelepasan berkelanjutan dalam jangka panjang, menimbulkan risiko kesehatan yang serius untuk jangka panjang," tulis institut tersebut dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement