Kamis 26 Nov 2020 05:05 WIB

Menjaga Tradisi Kuliner Muslim Bohra

Muslim Bohra memiliki tradisi makan besar bersama dalam satu piring.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Menjaga Tradisi Kuliner Muslim Bohra. Aneka kuliner khas Muslim Bohra di India.
Foto:

Tetapi pada 2014, bersama dengan teman masa kecilnya, Abbas Nalwala, dari King’s Kitchen of Mumbai, usaha kateringnya beralih ke restoran lengkap, Tasneem's Kings Kitchen. Sekarang di restoran dengan 70 tempat duduknya, yang terletak di sebuah bangunan tua bergaya Newa di Pulchowk, Shahani menyajikan hidangan lezat biryani, kebab, ayam mentega, gajar ka halwa, dan tikka yang lezat.

“Saya yakin restoran saya tidak akan menyajikan makanan India yang biasa dan jelas bukan makanan seperti momo, chowmein, dan pizza, meskipun sebagian besar orang Nepal mencarinya di menu. Saya bermaksud menciptakan ruang tempat orang bisa melahap cita rasa warisan kuliner leluhur saya,” kata Shahani, yang saat ini juga memiliki saluran Youtube, tempat dia membagikan resepnya.

Namun, keputusan menjalankan restoran India yang mengkhususkan diri pada masakan Mughlai dan Bohra telah membawa banyak tantangan. “Banyak orang Nepal berpikir semua masakan India pedas dan berminyak. Dan perspektif itu mempengaruhi bisnis pada awalnya. Namun, itu adalah kesalahpahaman dan setelah orang-orang mulai lebih mengenal pengetahuan tentang makanan India, terjadi peningkatan arus pengunjung," jelasnya.

 

Tasneem's Kings Kitchen memiliki berbagai makanan India dan Mughlai yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk disiapkan. Mereka dimasak dengan presisi dan cinta. 

Meski berusaha menyajikan rasa asli dan otentik masakan Bohra, sedikit perubahan telah dilakukan pada resep tradisionalnya agar sesuai dengan selera orang Nepal. Misalnya, hidangan khas restoran, mutton nihari, rebusan lembut yang dimasak dengan lambat, dimasak dengan jumlah minyak yang lebih sedikit di sini daripada resep biasa. 

“Di Bombay, dikatakan jika tangan Anda tidak memiliki minyak saat Anda merendamnya di nihari, itu tidak cukup baik. Namun di sini, skenarionya tidak sama. Itu sebabnya kami membuat beberapa perubahan dalam resep kami," kata Shahani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement