Kamis 26 Nov 2020 10:34 WIB

Maradona dan Wasit Tunisia: Legenda Sepakbola Muslim Arabia

Dunia Muslim dan Arab juga berduka atas kepergian Maradona.

Mardona ketika bermain dalam sebuah klub sepakbola di Saudi Arabia.
Foto: Saudigaette.
Mardona kala bermain bersama sebuah klub di Saudi Arabia.

Mardona memang jelas tak bila lekang dari legenda aksi gol tangan Tuhan pada piala dunia di Meksiko tahun 1960. Dan sosok yang sangat berarti baginya adalah sang wasit pertaningan kala Argentina melawan Inggris itu, yakni Ali Bennaceur.

Alhasil, Maradona memberikan sangat gembira ketika kembali bertemu dengannya pada suatu waktu. Dia memberi kecupan dan pelukan pada Ali Bennaceur ketika keduanya bertemu di Tunisia.

Diego Maradona Bertemu Wasit yang Mengesahkan Gol Tangan Tuhan -  Tribunnews.com Mobile

Keterangan foto: Maradona mengecup dan memeluk Ali Bennaceur.

Para penggila sepakbola tahu, bila Ali Bennaceur inilah yang menjadi juru pengadil atau wasit yang memimpin laga Argentina vs Inggris di Piala Dunia 1986. Berkat Ali itulah gol tangan Tuhan ada. Bisa dibayangkan, kalau saat itu Ali melihat aksinya dan kemudian membatalkan gol itu, maka kisah 'Tangan Tuhan' Maradona tak akan pernah ada.

Dan memang kala pertandingan antara Argentina dan Inggris di babak perempatfinal Piala Dunia 1986, Maradona menunjukan dirinya sebagai seorang maestro. Kala itu dia membuat salah satu gol paling indah sepanjang sejarah, beberapa waktu kemudian usai menciptakan gol 'melalui' tangan yang dikesankannya melalui sundulan kepala itu.

Seakan menunjukan kemampuan optimalnya, Mardona meliuk-liuk melewati lima pemain Inggris. Mereka seperti 'orang lumpuh' dan terkesima saat berlari Mardona berlari sendirian menggocek bila dari tengah lapangan.

Dan, setelah melewati lima pemanin Inggris sekaligus mengelabui kiper Peter Shilton, dia kemudian menendang bola ke gawang untuk mencetak gol itu. FIFA kemudian menetapkan bahwa aksi itu sebagai salah satu gol terbaik sepanjang masa.

Hugged by the hands of God, infamous ref meets Maradona - Stabroek News

Keterangan foto: Ali Bennaceur bertukar cinderamata kala bertemu Maradona.

Dan terkait gol Tangan Tuhan itu, beberapa waktu setelah pertandingan wasit Ali Bennaceur menyatakan tidak melihat kejadian tersebut serta memang menganggap gol terjadi dengan sah.

Sama dengan Ali, para hakim garis juga bersikap sama. Mereka juga tak menyadari bila Maradona sebenarnya melakukan 'handball'. Ini akibatnya mereka kemudian menolak sebagian besar pemain Inggris yang saat pertandingan itu juga telah mengajukan protes.

Terkait pertemuan Maradona dan Ali Bennacuer yang terjadi pada 17 Agustus 2015 lalu, keduanya selain memberikan ciuman dan pelukan, Maradona juga memberi hadiah pada Bennaceur yakni seragam timnas Argentina. Dalam seragam itu tertulis huruf besar dibagian punggung dengan nama Maradona. Tak hanya itu, kemudian Maradona membubuhkan tambahan tulisan: 'For Ali, my eternal friend' (Untuk Ali, Sahabat Abadiku).

Di depan banyak wartawan yang mengabadikan pertemuan tersebut, Ali juga memberi hadiah untuk Maradona. Mantan wasit yang kala itu sudah berusia 71 tahun itu menyerahkan foto yang sudah dibingkai bergambar dirinya diapit Maradona dan Shilton sebelum Kick of pertangdingan antara Argentina dan Inggris yang legendaris itu.

Terkait gol tangan Tuhan Mardona Ali kemudian berkata begini dalam sebuah wawancara dengan media Prancis. "Sebelum pertandingan, FIFA memberi kami panduan yang jelas: jika rekan kamu berada di posisi yang lebih baik dibanding dirimu, keputusannya harus didahulukan'. Itulah yang saya lakukan ketika itu: asisten saya tidak mengangkat bendera."

Dan terkait soal gol 'solo run' Maradona yang tercipya pada pertanginan itu, Ali kemudian juga menyatakan bila dirinya ikut andil dalam terjadinya gol bersejarah tersebut.

Mengapa bisa begitu? Ali mengatakan caranya adalah dengan dia memberi tiga 'advantage' atau membiarkan atas terjadinya pelanggaran yang coba dilakukan pemain Inggris kepada Maradona kala menggocek bola menuju gawang.

"Maradona tidak mencetak gol itu sendirian gol itu. Saya membantunya: saya memberi tiga advantage. Saya tidak harus memberinya advantage. Untuk pelanggaran pertama, dia hampir jatuh. Lalu yang kedua terjadi di dekat kotak penalti. Saya berteriak ''advantage, advantage'," tegasnya.

"Lalu saat memasuki area, saya memperkirakan (Terry) Butcher akan menjatuhkannya. Saya sudah menaruh peluit di mulut saya. Saya sudah siap mengintervensi pertandingan tapi saya tidak meniup peluit itu," kisahnya seperti dikutip dari Reuters.

Jadi, Maradona pergi dengan sejuta kenangan yang kini menjadi legenda!

Keterangan foto: Momentum Maradona menggunakan tangannya untuk mencetak gol (Gol Tangan Tuhan) yang membawa negaranya lolos ke final piala dunia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement