Sabtu 26 Dec 2020 05:41 WIB

Sucinya Kalimat La Ilaha Illallah

Sucinya Kalimat La Ilaha Illallah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Sucinya Kalimat La Ilaha Illallah. Foto:  Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Sucinya Kalimat La Ilaha Illallah. Foto: Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA – Dalam buku “115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah Saw”, Fuad Abdurahman menceritakan bahwa ada seorang sahabat bernama Al-Miqdad ibn Al-Aswad yang bertanya kepada Rasulullah Saw,

“Ya Rasulullah, bagaiamana pendapat Tuan jika aku bertemu dengan orang kafir lalu ia menentangku, lalu ia menebas salah satu tanganku dengan pedang hingga putus, kemudian ia ia berlindung dari seranganku di balik sebatang pohon seraya berkata, ‘Aslamtu (aku berislam). Apakah boleh aku membunuhnya, setelah ia mengucapkan kata-kata tersebut?”

Baca Juga

Rasulullah Saw menjawab, “Jangan membunuhnya”.

Al-Miqlal belum puas dengan jawaban Rasulullah yang seperti itu, lalu ia mengatakan, “Ya Rasulullah, namun ia telah menebas salah satu tanganku, lalu mengucapkan kata-kata masuk Islam. Bolehklah aku membunuhnya?”

 

Rasulullah kembali menegaskan, “Jangan membunuhnya! Jika kau membunuhnya maka ia berada dlaam kedudukanmu sebelum kau membunuhnya. Dan kau berada dalam kedudukannya sebelum ia mengucapkan kata-kata masuk Islam.”

Seorang sahabat lainnya, yaitu Usamah ibn Zaid juga mengalami hal serupa. Hanya saja, Usamah telah membunuhnya. Kejadian itu berawal ketika Usamah dikirim Rasulullah Saw menuju suatu peperangan.

Pada saat Subuh, pasukan Muslim tiba di Huruqat, daerah Juhainah. Dalam situasi perang, Usamah berhadapan dengan seorang laki-laki yang kemudian mengucapkan kalimat La Ilaha Illallah, tetapi Usamah tetap menyerangnya hingga ia terbunuh.

Lalu, Usamah melaporkan kepada Rasulullah atas peristiwa itu. Rasulullah kemudian bertanya, “Orang itu telah mengucapkan La ilaha illallah dan kau tetap membunuhnya?”

“Benar wahai Rasulullah, tetapi ia mengucapkan la ilaha illallah hanya karena takut pedangku,” ujar Usamah membela diri.

Rasulullah kemudian bertanya lagi, “Mengapa kau tidak belah hati orang itu sehingga kau tahu apakah hatinya mengucapkan kalimat La ilaha illallah atau tidak?”. Beliau terus mengulang pertanyaan itu kepada Usamah, sehingga sepanjang hari itu Usamah diliputi penyesalan mendalam dan berharap ia belum menjadi seorang Muslim dan ingin masuk Islam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement