Sabtu 26 Dec 2020 23:25 WIB

2.500 Warga Inggris Rela Dibuat Terinfeksi Covid-19

Imperial College London libatkan 2.500 relawan asal Inggris dalam penelitian pandemi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona (ilustrasi). Imperial College London menjalankan uji coba model tantangan manusia dengan membuat 2.500 warga Inggris terpapar Covid-19 demi penelitian pandemi.
Foto:

Tenaga medis dan ilmuwan yang sangat terlatih akan siap untuk memeriksa dengan cermat bagaimana virus berperilaku di dalam tubuh sekaligus untuk memastikan keselamatan relawan. Relawan akan dipantau sampai satu tahun setelah berpartisipasi dalam penelitian untuk memastikan kesehatan jangka panjangnya.

Setelah fase pertama ini selesai, para peneliti akan menyebarkan model tantangan manusia ini untuk mempelajari secara dekat bagaimana vaksin bekerja di dalam tubuh untuk menghentikan Covid-19. Pemerintah menyebut, meskipun negara-negara lain sedang mempertimbangkan jenis studi untuk virus corona, Inggris adalah negara terdepan dalam sains dan penyampaian studi ini.

Studi tersebut menganalisis respons antibodi dan sel-T pada 136 petugas kesehatan London, 76 di antaranya mengalami infeksi ringan atau asimptomatik sejak dimulainya karantina wilayah pada Maret 2020. Sel T adalah salah satu bagian adaptif utama dari sistem kekebalan. Perannya dalam tubuh adalah membunuh sel inang yang terinfeksi dan mengaktifkan sel kekebalan lainnya.

Tim peneliti menemukan 89 persen dari mereka yang dianalisis membawa antibodi penawar 16 hingga 18 pekan setelah infeksi. Ini biasanya dilengkapi dengan respons sel-T yang bercabang. Namun, penelitian juga menunjukkan kekebalan pelindung ini dapat menjadi terlepas.

Beberapa orang menunjukkan kekebalan sel-T tetapi tidak ada bukti antibodi dan sebaliknya. Mereka juga menemukan respons sel-T cenderung lebih tinggi pada mereka yang memiliki gejala klasik virus corona dibandingkan dengan mereka yang mengalami infeksi tanpa gejala.

“Memahami imunitas protektif akan membutuhkan pengawasan yang cermat dan simultan terhadap respon sel-T dan antibodi," kata para peneliti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement