IHRAM.CO.ID, OTTAWA -- Seorang cendekiawan Muslim terkemuka di Kanada memperingkatkan orang-orang untuk tidak terpengaruh oleh teori konspirasi tentang vaksin virus corona. Ulama Kanada-Pakistan, Sheikh Mohammed Tahir Al-Qadri, mengatakan bahwa pandangan yang disebarkan oleh sejumlah orang di media sosial dalam upaya untuk mencegah orang divaksinasi, bertentangan dengan ajaran Islam.
"Menyelamatkan nyawa adalah tindakan ibadah. Pada awal pandemi, Muslim di seluruh dunia termasuk di garis depan. Mereka mengerahkan upaya maksimal mereka untuk menyelamatkan nyawa, memberi orang makanan dan segala jenis dukungan yang diperlukan. Dengan cara yang sama, mereka harus melangkah ke depan sekarang," kata Sheikh Mohammad Tahir saat wawancara dengan Sky News, dilansir di Arab News, Rabu (20/1).
Al-Qadri, yang berasal dari Pakistan, berusaha meyakinkan para pengikutnya dan mendorong mereka untuk tidak mempercayai klaim palsu tentang vaksin. Ia mengatakan, beberapa orang mengatakan ada alkohol di dalamnya, atau babi atau hal lain yang dilarang dalam Islam. Sementara itu, ada pula yang menyebut bahwa vaksin itu bisa mempengaruhi bagian otak tertentu.
"Apa yang bisa saya katakan? Ini adalah klaim yang sama sekali tidak berdasar," ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa vaksin merupakan masalah perkembangan obat, kehidupan. Vaksinasi menurutnya sama seperti ketika menggunakan obat seperti parasetamol, antibiotik atau aspirin, meskipun ada efek sampingnya.
"Percaya pada proses medis adalah salah satu ajaran dasar Islam. Islam dan ajaran Alqur'an, Nabi Muhammad SAW, difokuskan pada akal, kecerdasan, penelitian ilmiah dan pengembangan intelektual," tambahnya.