IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di generasi awal kenabian, hanya segelintir orang saja yang mempercayai dakwah beliau. Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitab Tarikhul Hawadis wal-Ahwal An-Nabawiyah menjelaskan, di awal tahun kenabian hanya segelintir orang saja yang mempercayai dan beriman terhadap risalah Nabi. Boleh dikatakan, berimannya orang-orang mulia di masa awal Islam adalah bagian dari peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Di masa awal kenabian, orang pertama yang masuk Islam dan mengikuti Nabi adalah Sayyidah Khadijah. Beliau merupakan istri Nabi yang setia yang menjadi orang pertama percaya pada risalah Nabi. Bahkan ketika Nabi mendapatkan wahyu pertama sepulangnya dari Goa Hira, Sayyidah Khadijah lah yang menenangkan Nabi yang kala itu gelisah dan ketakutan lantaran bertemu malaikat Jibril.
Tak hanya itu, Sayyidah Khadijah kerap membela dakwah Nabi dengan apapun kemampuan yang dimiliki. Mulai dari memberikan ketenangan, teman diskusi, hingga harta dan juga relasi beliau. Dari Sayyidah Khadijah juga lah Nabi memperoleh keturunan yang hidup hingga dewasa dan beranak-pinak. Sepeninggal beliau, Nabi pun kerap mengutarakan kerinduannya terhadap sosok istrinya itu.
Selain Sayyidah Khadijah, di generasi awal Islam juga bergabung Ali bin Abi Thalib. Sayyidina Ali yang merupakan keponakan dan dibesarkan Nabi mengikuti dakwah Nabi dengan masuk Islam di hari kedua setelah wahyu pertama diturunkan. Dalam perjalanan Islam ke depan, peran Sayyidina Ali bin Abi Thalib sangatlah besar. Dari beliau juga, Nabi memperoleh cucu yang kerap menjadi pelipur lara.
Lalu menyusul kemudian Islamnya sahabat baik Nabi, Sayyidina Abu Bakar, dan budak pemberian Sayyidah Khadijah, Zaid bin Haritsah. Dalam literatur Islam, Zaid bin Haritsah merupakan pribadi yang sangat taat dan mempercayai dakwah Nabi. Dialah orang yang langsung menyatakan diri percaya kepada ajaran Islam di generasi paling awal.