IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tiga misi penelitian berhasil mencapai planet Mars dalam waktu yang berdekatan. Pekan lalu, misi Uni Emirat Arab (UEA) berhasil sampai di Mars. Selanjutnya, giliran misi dari China dengan Tianwen 1 yang berhasil mengorbit di Mars.
Terakhir, robot penjelajah Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Persevarance berhasil mendarat di Mars pada Kamis (19/2). Ini memulai misinya untuk mencari tanda-tanda kehidupan mikroba purba di planet merah.
Persevarance adalah penjelajah terbesar dan tercanggih yang pernah dikirim oleh NASA. Penjelajah itu mendarat di Kawah Jezero, sebuah area yang belum ada yang menginjakkan kaki. Namun para ilmuwan tidak sepenuhnya tahu apapun dan belum tahu apa yang diharapkan. Semua berkat danau di Turki.
Peneliti NASA yakin Danau Salda di provinsi Burdur di Turki barat daya memiliki kesamaan fitur mineral dan geologi dengan Kawah Jezero di Mars. Pada 2020, kesamaan antara danau dan kawah tersebut telah menarik perhatian NASA dalam penelitiannya tentang kemungkinan kehidupan di Mars.
Susunan mineral kawah Mars dan Danau Salda ditentukan melalui pengujian morfologi dan jarak jauh. Menteri Lingkungan dan Urbanisasi Turki Murat Kurum mengatakan pada Kamis bahwa danau unik itu dapat menjelaskan penelitian ilmiah menarik yang melibatkan Mars.
"Danau Salda, yang akan kita lestarikan dalam keadaan alaminya untuk generasi mendatang, juga akan menjelaskan studi yang telah menarik dunia sains, selain struktur dan keindahan visualnya yang unik," katanya dilansir laman Daily Sabah, Jumat.
"Seperti NASA, kami menantikan hasil studi di Kawah Jezero," ujarnya melanjutkan. Selain kepentingan ilmiahnya, Salda juga merupakan tujuan wisata populer dan bisa dibilang salah satu danau terindah di dunia. Karena pantainya yang putih dan airnya yang biru kehijauan, Salda dijuluki sebagai "Maladewa Turki".
Penjelajah Persevarance menjadi pesawat ruang angkasa kesembilan sejak 1970-an yang berhasil mendarat di Mars, semuanya dari AS. Para ilmuwan percaya bahwa jika kehidupan berkembang di Mars, itu akan terjadi 3 miliar hingga 4 miliar tahun yang lalu ketika air masih mengalir di planet ini.
Selama dua tahun ke depan, Percy, demikian julukannya, akan menggunakan sayap yang berukuran 2 meter (7 kaki) untuk menelusuri dan mengumpulkan sampel batuan yang berisi kemungkinan tanda-tanda kehidupan mikroskopis yang telah berlalu.
Tiga hingga empat lusin sampel seukuran kapur akan disegel dalam tabung dan disisihkan untuk diambil pada akhirnya oleh penjelajah lain dan dibawa pulang oleh kapal roket lain. Tujuannya adalah membawa mereka kembali ke Bumi pada awal 2031.