Ada beberapa kilometer galeri kosong, loket tiket tak berawak, dan toko buku yang sunyi. Tapi di Galeri Agung, para pemulih bekerja keras di atas perancah.

Mereka telah 'membunyikan' dinding, mengupas lapisan demi lapisan cat, melihat apa yang ada di bawahnya dari abad-abad sebelumnya.

Secara total, sepuluh proyek berskala besar, yang ditunda sejak Maret tahun lalu dan penutupan pertama, sedang berlangsung dan berkembang pesat.

"Yang biasanya dikatakan kolega saya adalah saya orang paling bahagia di museum karena pekerjaan saya sebagai manajer pemeliharaan dan pekerjaan mungkin paling tidak terpengaruh oleh krisis sanitasi yang sedang kami alami," kata Laurent le Guédart, direktur arsitektur departemen warisan dan taman.

"Kami memanfaatkan penutupan museum untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan besar, mempercepat operasi pemeliharaan dan memulai pekerjaan perbaikan yang sulit dijadwalkan saat museum beroperasi secara normal." tuturnya. 

 

< 1 2

Ikuti Whatsapp Channel Republika