Senin 15 Mar 2021 20:18 WIB

Masjid Bersejarah Bisa Jadi Tempat Wisata dan Edukasi

Masjid Bersejarah Bisa Jadi Tempat Wisata dan Edukasi

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Wisatawan mengunjungi  Masjid Menara Kudus, di Kudus, Jawa Tengah, Kamis (29/10/2020). Masjid bersejarah peninggalan Sunan Kudus sekaligus menjadi tempat wisata ziarah makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat kompleks masjid itu menjadi tujuan warga dari sejumlah kota di Indonesia untuk mengisi liburan hari Maulid Nabi Muhammad SAW.
Foto: YUSUF NUGROHO/ANTARA
Wisatawan mengunjungi Masjid Menara Kudus, di Kudus, Jawa Tengah, Kamis (29/10/2020). Masjid bersejarah peninggalan Sunan Kudus sekaligus menjadi tempat wisata ziarah makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat kompleks masjid itu menjadi tujuan warga dari sejumlah kota di Indonesia untuk mengisi liburan hari Maulid Nabi Muhammad SAW.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kementerian Agama (Kemenag), Moh Agus Salim mengatakan, masjid bersejarah di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi objek wisata religi dan edukasi.

Menurut Agus, selama fungsi utama masjid sebagai tempat ibadah tidak diubah dan tidak mengurangi kualitas kekhidmatan beribadah. Maka masjid bisa dijadikan sebagai tempat wisata religi dengan menampilkan sejarah-sejarah kebudayaan Islam.

Baca Juga

"Indonesia memiliki banyak masjid bersejarah seperti Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Masjid Sekayu Semarang, Masjid Wapauwe Ambon, Masjid Agung Demak, Masjid Ampel Surabaya, Masjid Agung Banten, Masjid Cut Meutia, dan masih banyak lagi masjid hingga saat ini masih terjaga,” kata Agus melalui pesan tertulis kepada Republika, Senin (15/3).

Menurutnya, adanya masjid bersejarah yang masih berdiri kokoh merupakan salah satu bukti perkembangan agama Islam di Indonesia, Maka sejarah itu harus tetap sampai kepada generasi milenial.

Ia mengatakan, masjid juga harus menjadi masjid ramah anak-anak, ramah disabilitas, dan ramah lingkungan. "Oleh karena itu, masjid harus menjadi ruang yang nyaman untuk beribadah, belajar, tempat berkumpul anak-anak dalam melakukan hal positif, kreatif, inovatif, yang aman dan nyaman dengan dukungan orang tua dan lingkungan," ujarnya.

Sebelumnya, Tour Leader Muslim, Arsiya Heni Puspita menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan agar kesucian dan kesakralan masjid tetap terjaga meski masjid menjadi destinasi wisata.

Heni mengatakan, agar kesucian atau kesakralan masjid tetap terjaga, wisatawan harus tetap mematuhi peraturan yang ditetapkan masjid. Diantaranya, wisatawan harus berpakaian lslami saat memasuki area masjid. 

"Sebaiknya masjid mempersiapkan jubah dan hijab beserta tempat salinnya (ganti baju) berupa ruangan yang bisa digunakan, terutama untuk pengunjung non lslam, sendal dan sepatu juga bisa dititip di ruangan ini," kata Heni.

Ia menerangkan, perlu disediakan tempat khusus untuk masuk dan melihat kegiatan di dalam masjid. Termasuk untuk melihat pelaksanaan sholat agar tidak mengganggu mereka yang sedang ibadah.

Kemudian perlu ada display foto dan keterangan sejarah masjid. Lebih bagus lagi ada pemandu lokal, misalnya imam masjid atau jamaah yang selalu siap untuk memberikan keterangan kepada wisatawan yang datang. 

"Tentu perlu diadakan pelatihan (kepada pemandu lokal) agar informasi yang diberikan sama (sesuai sejarah)," ujar Humas Pasar Wisata Halal ini.

Heni menambahkan hal penting lainnya yang perlu diperhatikan. Yakni kebersihan toilet sangat perlu diperhatikan, bisa jadi wisatawan non Muslim ingin ke toilet masjid.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement