IHRAM.CO.ID, TOKYO -- Dalam pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan Jepang-AS di Tokyo Selasa (16/3), China disebut sebagai negara ancaman bagi kawasan Indo-Pasifik. Menurut Menlu AS Antony Blinken, China menggunakan agresi secara sistematis untuk mengikis otonomi Hong Kong dan melemahkan demokrasi Taiwan.
"Termasuk menyalahgunakan hak asasi manusia di Xinjiang dan Tibet, dan menegaskan klaim maritim di Laut China Selatan yang melanggar hukum internasional," kata Blinken dikutip dari Nikkei Asia, Selasa (16/3).
Oleh karenanya, AS dan Jepang serta negara Quads lainnya, ia klaim akan bersatu dalam visi kawasan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka. Utamanya, bagi negara-negara untuk tetap mengikuti aturan dan bekerja sama dalam menyelesaikan perbedaan secara damai.
Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi juga sepakat jika China tidak sesuai dengan tatanan internasional. Mereka, kata Motegi, menimbulkan tantangan serta ancaman bagi aliansi Jepang-AS dan komunitas Internasional.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegaskan, China adalah ancaman yang akan terus difokuskan oleh departemen Pertahanan AS. Walaupun, dalam dua dekade terakhir, ia selalu fokus pada masalah di Timur Tengah
"Dan sementara kami fokus pada masalah di Timur Tengah, China telah dimodernisasi sebagai militer," ujarnya.
Bahkan, China ia sebut semakin agresif dalam beberapa kasus. Tak hanya itu, perilaku koersif China disebutnya juga diarahkan kepada sekutu AS di wilayah Indo-Pasifik.
Dalam lawatannya di Asia, delegasi Amerika Serikat akan melakukan pembicaraan serupa di Korea Selatan pada Rabu (17/3) esok. Austin juga berencana mengunjungi India setelah perjalanannya ke Tokyo dan Seoul.
Sementara Blinken, akan bertemu dengan diplomat top China Yang Jiechi dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Alaska pada Kamis mendatang. AS bertujuan menahan China dengan mengadakan pertemuan setelah menekankan kerja sama dengan sekutunya.