IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Dalam buku Kumpulan Doa Berdasarkan Alquran dan Sunah karya Sa'id Ali bin Wahf al-Qahthoni dijabarkan bagaimana cara Rasulullah bertasbih. Cara tersebut di antaranya merujuk sumber hadis riwayat Abu Dawud.
Hadis tersebut berbunyi: "Dari Abdullah bin Amar, dia berkata: Aku melihat Rasulullah menghitung bacaan tasbih dengan (jari-jari) tangan kanannya,".
Bertasbih dengan menggunakan jari-jemari dalam menghitungnya biasanya kerap dipraktikkan para santri. Terutama santri-santri yang memang mengetahui lebih dalam mengenai hadis tersebut.
Mengenai bertasbih dengan jari-jemari merupakan hal yang dicontohkan Rasulullah SAW. Namun, dalam khasanah keislaman, ada media yang juga bisa digunakan untuk membantu seseorang untuk bertasbih.
Sementara, ssejumlah sahabat Nabi menggunakan media seperti batu dan biji kurma, untuk menghitung dzikir.
Seperti sebuah hadist dari istri Rasulullah SAW, Shofiyah, yang mengisahkan ketika suatu kali suaminya, Rasulullah, datang kerumahnya. Beliau melihat ada 4.000 biji kurma dan menanyakannya, “Hai Binti Huyay, apakah itu?” Shofiyyah pun menjawab, “Itulah yang kupergunakan untuk menghitung zikir.”
Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya engkau dapat berzikir lebih banyak dari itu.” Shofiyyah menyahut, “Ya Rasulallah, ajarilah aku.” Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Sebutlah, Mahasuci Allah sebanyak ciptaan-Nya.” (HR Tirmizi, Hakim, dan Thabrani).
Dari hadis ini beberapa ulama berpendapat bahwa Rasulullah SAW tidak melarang istrinya, Shofiyyah, menggunakan biji kurma untuk menghitung dzikirnya. Malah, beliau memesankan bahwa Shofiyyah bisa berzikir lebih banyak dari itu.
Sahabat lain, seperti Abu Hurairah RA, juga mempergunakan media lain untuk berdzikir. Seperti diriwayatkan Abu Dawud, Abu Hurairah memiliki sebuah kantong berisi batu kerikil yang ia gunakan untuk berdzikir. Abu Syaibah yang mengutip hadist Ikrimah juga mengatakan bahwa Abu Hurairah mempunyai seutas benang dengan bundelan seribu buah. Ia baru tidur setelah berzikir 12.000 kali.