Pada zaman Abbasiyah, ka'bah sekali dibungkus dengan warna putih dan sesekali dengan warna merah, sedangkan di era Sultan Seljuk menutupinya dengan brokat kuning. Kemudian Khalifah Abbasiyah Al Nassir mengubah warna kiswah menjadi warna hijau, lalu menjadi brokat hitam, dan ini tetap menjadi warnanya hingga hari ini.
Kiswah hitam akhirnya dipilih pada akhir era Abbasiyah karena tahan lama dan tahan disentuh oleh pengunjung, peziarah, dan orang-orang dari budaya yang berbeda dari seluruh dunia.
Dengan berlanjutnya musim umroh, kiswah diangkat ke tengah Ka'bah untuk menjaganya dan mencegah orang menyentuhnya. Selama era Saudi, kiswah telah mendapat perhatian besar.
Pendiri Saudi Raja Abdul Aziz memberikan arahan untuk pendirian rumah pribadi untuk membuat Kiswa di lingkungan Ajyad dekat dengan Masjid Agung Makkah, rumah pertama yang didedikasikan untuk menenun Kiswa di Hijaz sejak Ka'bah ditutupi pada era pra-Islam, sampai saat ini.
Itu adalah pabrik tempat kiswah pertama di era Saudi diproduksi di Mekah. Produksi kemudian dipindahkan ke Umm Al Joud. Lokasi baru ini dilengkapi dengan mesin-mesin canggih terkini dalam industri tenun pada saat itu dan terus memproduksi kiswah yang melampaui semua mesin sebelumnya.