IHRAM.CO.ID, BERLIN -- Negara bagian Berlin, Jerman, menjadi wilayah terbaru pada hari Selasa (30/3) yang membatasi penggunaan vaksin virus corona AstraZeneca untuk orang di bawah 60 tahun karena laporan pembekuan darah. Pejabat tinggi kesehatan Berlin, Dilek Kalayci, mengatakan pada Selasa (30/3) bahwa keputusan itu diambil sebagai tindakan pencegahan setelah regulator medis negara itu mengumumkan 31 kasus pembekuan darah langka pada orang-orang yang baru-baru ini menerima vaksin.
Institut Paul Ehrlich, regulator medis Jerman, mengatakan bahwa sembilan orang tewas. Semua kecuali dua kasus adalah wanita berusia 20 hingga 63 tahun.
Dilansir di BBC, Rabu (31/3), langkah tersebut dilakukan menjelang pertemuan perwakilan dari 16 negara bagian Jerman.
Laporan tentang bentuk gumpalan darah yang tidak biasa di kepala, yang dikenal sebagai trombosis vena sinus, mendorong beberapa negara Eropa untuk sementara menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca awal bulan ini.
Badan Obat-obatan Eropa (EMA) menyimpulkan bahwa manfaat vaksin melebihi risikonya. Namun, EMA merekomendasikan bahwa peringatan tentang kemungkinan efek samping yang jarang terjadi harus diberikan kepada pasien dan dokter.
Sebagian besar negara Uni Eropa telah memulai kembali inokulasi AstraZeneca. Namun, beberapa di antaranya, termasuk Prancis, Finlandia, Swedia atau Islandia, telah membatasi penggunaannya pada populasi lansia.
Sebelumnya pada hari Selasa (30/3), dua rumah sakit milik negara di Berlin mengumumkan bahwa mereka telah berhenti memberikan vaksin virus corona AstraZeneca kepada anggota staf wanita di bawah 55 tahun.
Kepala lima rumah sakit universitas di Jerman barat menyerukan penangguhan sementara vaksin untuk semua wanita yang lebih muda, dengan alasan risiko pembekuan darah. Sekitar 2,7 juta dosis vaksin AstraZeneca telah disuntikkan di Jerman sejauh ini.